Mohon tunggu...
keisya maharani
keisya maharani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hobi saya menulis, mendengarkan lagu dan menari

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Autobiografi Keisya Zahra Maharani

5 Mei 2023   09:28 Diperbarui: 5 Mei 2023   09:32 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namaku Keisya Zahra Maharani, biasa di panggil Keisya. Aku anak kedua dari tiga bersaudara, dan darip asangan Tri Winarto dan Sumarni. Aku memiliki banyak sekali panggilan, dari yang sangat biasa seperti keisya, ada juga yang memanggilku zahra, bahkan ada yang memanggilku kazet karena nama singkatan ku. Aku terlahir di keluarga yang sederhana, hangat, dan kasih sayang. 

Ayahku dulu bekerja sebagai wiraswasta, dan kini ayahku membantu ibu ku yang bekerja sebagai wirausaha dengan membuka kantin di sebuah pabrik. Sedari dulu, orang tua ku selalu mengajarkan hal hal baik seperti berkata jujur, berperilaku sopan, rendah hati dan selalu beribadah kepada Allah. 

Selain aku bersyukur memiliki orang tua yang sangat baik, aku juga sangat bersyukur memiliki kaka perempuan dan adik laki laki yang sangat perhatian. Kakakku bahkan sangat khawatir jika aku terjadi sesuatu, padahal bisa di bilang aku dan kakakku memiliki perbedaan umur yang sangat jauh. Sedangkan dengan adikku, walaupun aku tak segan untuk bertengkar dengan dia, tapi dia selalu menanyakan sesuatu dengan tanda ia khawatir kepadaku

Saat aku di umur 7 tahun, orang tua ku langsung menyekolahkan ku di tingkat SD. Aku sekolah di SDIT Dauroh, jarak sekolah ku tidak terlalu jauh dengan rumahku, jadi orang tua ku masih bisa mengantar dan menjemput aku dengan tepat waktu. 

Saat aku masuk SD, aku kaget karena ternyata aku adalah angkatan pertama di sekolah itu jadi siswa nya belum terlalu banyak. Karena waktu aku SD belum banyak siswa, jadi aku sangat ambisinya kala itu aku beberapa kali meraih juara umum, nilai tertinggi di angkatan, dan baiknya aku mendapat beasiswa dari sekolah yang digunakan untuk gratis SPP beberapa bulan.

Di sekolah ku juga menerapkan sistem Tahsin dan Tahfidz, yaitu membaca Alquran dengan tajwid dan hafalan Qur'an. Saat menginjak kelas 3 SD aku sudah wisuda Quran dengan title hafalan 1 juz atau khatam juz 30, semenjak aku mendapat title itu aku jadi lebih giat untuk hafalan untuk khatam lebih banyak karena di sekolah ku juga di tegaskan dan di haruskan untuk hafalan dan tilawah.

Semasa SD pun banyak sekali momen momen tertentu yang tidak bisa di lupakan, yaitu pertemanan. Mungkin sampai kelas 3 SD aku belum mendapatkan pertemanan yang aku inginkan, tapi saat aku memulai masa kelas 4 aku mendapatkan apa yang aku inginkan selama 3 tahun, aku mendapatkan teman yang sangat baik, perhatian, se-frekuensi, bahkan ketika ada satu orang kena masalah pun kita semua terseret. 

Tapi, dengan lika liku pertemanan itu malah makin mempererat pertemanan, aku sangat bahagia saat mendapatkan teman yang sangat berperan penting dalam kehidupan aku. Banyak sekali kenangan yang aku simpan di masa-masa kelas 4 SD, seperti bercanda dengan wali kelasku, deep talk di saat laki-laki sholat jumat, bahkan tidak segan untuk bermain dengan laki-laki, tapi permainan yang dimainkan masih wajar dan standar anak anak sepertipetak umpet, polisi maling, lompat tali bahkan sesekali bermain bulu tangkis bersama. 

Di masa ini pun aku merasa sangat berguna, ini memang hal kecil tetapi dapat membuatku mengenangnya, aku pernah menjadi mentor untuk hafalan perkalian, di kelompok tahfidz aku juga mengajari temanku tentang tajwid, bagaimana cara murottal yang baik dan benar, dan masih banyak lagi. Satu momen lagi yang membuatku akan terus mengenangnya, dimarahi oleh wali kelas sendiri. Mengapa harus dikenang? Ya karena di marahinya satu kelas, bahkan setelah kena marah kita merenung bersama.

Waktu terus berjalan, melewati banyak situasi yang mengenakan maupun tidak tiba-tiba sudah kelas 6 saja. Semua berjalan dengan cepat, sebagai siswa SD akhir tentunya banyak yang harus di siapkan karena menuju Ujian Nasional (UN). Di periode akhir sebagai siswa SD, aku sangat merasa lebih dekat dengan teman sekelas bahkan kita pernah menangis satu kelas hanya karena sebuah masalah kecil. Mungkin efek ingin lulus, jadi mencoba lebih dekat karena belum tentu setelah lulus akan ketemu lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun