Pernah tidak sih kamu membandingkan dirimu sendiri dengan orang lain? Membandingkan diri dengan teman, adik, kakak, sampai tetangga, atau semua orang yang kalian kagumi. Tentu saja pasti sebagian besar dari kita, manusia pernah mengalami fase tersebut. Kenapa saya tidak semenarik teman saya ya? Kok saya tidak sepintar dia? Kok dia berprestasi banget ya? Kok saya tidak bisa tampak berwibawa seperti dia? Begitu banyak perbandingan-perbandingan yang timbul dalam benak kita.Â
Saat kalian sudah mulai membandingkan diri, rasa minder, rasa sedih, dan rasa takut tiba-tiba muncul ke permukaan. Seketika pula emosi negatif terasa menyergap diri kita. Wajar, sudah pasti setiap orang pernah berada pada fase tersebut. Namun yang terpenting adalah bagaimana cara kita menyikapi dan menerima hal tersebut.Â
Untuk tiba-tiba melepas hal tersebut memang tidak mudah. Berbicara mungkin terkesan mudah saat ada orang yang bilang tidak usah merasakan hal seperti itu. Tetapi jika dilihat dari kacamata kita sebagai orang yang merasakan, tentu rasanya berbeda dan jauh lebih dalam. Sebenarnya merasakan perasaan ini adalah hal yang sangat normal, tetapi hal ini tidak boleh kita biasakan karena memiliki dampak buruk apabila tidak kita atasi atau melihat dari sisi positifnya.Â
Satu hal yang perlu kita semua sadari adalah perlahan kita harus berusaha mengurangi "membandingkan" diri kita dengan orang lain. Jika semakin lama terus dibiarkan, perasaan stres akan terus mendominasi karena kita akan selalu merasa kurang dan tidak pernah cukup. Kita harus sadar bahwa setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Saat kamu menginginkan sesuatu dari orang lain tanpa sadar ada pula orang lain yang menginginkan sesuatu dari kamu juga.Â
Jadi, tidak perlu merasa kecil hati, tetapi mari terus berproses menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri. Jika merasa kurang, jadikan hal tersebut sebagai batu loncatan untuk mengevaluasi diri menjadi lebih baik lagi. Mari kita bersyukur atas segala hal yang telah kita peroleh sampai saat ini. Mari terima diri kita apa adanya, cintai diri kita apa adanya karena jika bukan diri kita yang menerima dan mencintai diri kita, lantas siapa lagi?Â