Panas di siang hari yang sungguh terik, hampir membakar seluruh otakku ini. Aku bernama Niara dan aku seorang pelajar biasa yang bersekolah di Harta Kasih. Suatu ketika, sekolah kami kedatangan guru baru yaitu seorang guru Sastra Mandarin. Di saat ia berbicara, kita semua sudah menertawakannya akibat nada mandarinnya yang berantakan.
Saat ia mengajar kita, ia menuliskan hanzi. Kita kaget dan langsung tertawa karena hanzi yang ia tulis salah. Lalu kami menegurnya, "Laoshi, itu ada yang salah hanzinya." Laoshi pun menjawab, "Oh iya ya salah, sebentar laoshi benerin.". Setelah ia membenarkannya, ia masih terus salah, kami pun pasrah dan semoga mujizat terjadi yaitu kami ingin laoshi ini cepat- cepat diganti. Hey guru, muridmu juga ada yang lebih pintar darimu. Pelafalan mandarinnya saja masih beberapa murid kami lebih baik.
Sang guru mandarin pun menjelaskan pelajarannya, lalu ada yang sedang mengobrol. Guru yang baik seharusnya hanya menegur, "Hey, jangan ngobrol ya, perhatikan, jika nilai kamu jelek jangan salahkan saya.". Namun, ia malah bilang, "Kalian ya, Laoshi saja sebelum kuliah belum bisa mandarin sama sekali.
Sekarang laoshi sudah bisa karena laoshi rajin saat kuliah dan mengejar berbahasa Mandarin dalam kurun waktu empat tahun. Buktinya sekarang laoshi jadi guru. Kalian dikasih kesempatan untuk belajar dari kecil harusnya bersyukur. Kalian sudah belajar dari kecil malah belum bisa juga.". Â Kami tidak mengerti mengapa guru seperti itu lulus saat ujian menjadi guru, murid pun juga ada yang lebih pintar dari dia kali.
Kemudian, anak- anak pun langsung menertawakannya dan kita pun berbisik dengan teman- teman kita, "Pantas saja Mandarinnya jelek, tulis hanzi saja sering salah. Biar orang tua ga komplain gara- gara kurang guru juga tidak seperti ini mencari guru yang tidak kompeten.". Seperti itulah sekolah yang hanya mementingkan terisinya slot guru yang kosong secepat- cepatnya karena kekurangan guru.
Kenapa tidak sekalian office boy saja yang langsung dipungut agar sekolah lebih bersih. Sehingga, ada guru yang bisa- bisanya menyombongkan diri dan merendahkan anak muridnya. Untungnya, guru kami sepertinya akan diganti tahun depan karena tetap saja ada orang tua yang akhirnya komplain juga.
Oleh : Joseph Kuan Young dan Keionna Natania dari IIS 2