Persoalan yang melilit sepak bola Indonesia seolah tak kunjung mereda. Setelah ratusan korban jiwa yang meninggal dalam peristiwa Kanjuruhan, Malang, sepak bola Indonesia masih saja belum belajar dan insyaf.Â
Sebagai bukti, kita masih melihat tindakan supporter yang jelas tidak mencerminkan sikap fair dan supportif. Pasca pertandingan antara Persis Solo melawan Persita Tangerang di Liga 1, Sabtu (28/1/2023), bus Persis Solo dilempari batu.
Buntut dari persoalan ini akhirnya membuat Wali Kota Solo Gibran Rakabuming melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Memang ini adalah tindakan yang mesti ditindak tegas. Kita lelah dengan segala persoalan-persoalan sejenis yang justru menjatuhkan marwah sepak bola kita.
Persoalan seperti ini seyogyanya menjadi perhatian besar bagi asosiasi yang menaungi sepak bola Indonesia, yaitu Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Sebab jika kita runut, maka kita problem ini tidak bisa lepas dari tanggungjawab PSSI yang juga memiliki keharusan untuk mengelola para supporter sepak bola Indonesia.Â
Tak heran jika Gibran juga sempat menulis bahwa ini menjadi tugas besar bagi Erick Thohir jika memang nanti menduduki kursi kepemimpinan di PSSI.
Melihat Harapan dan Dukungan Gibran
Perihal "kode keras" dukungan Gibran terhadap Erick Thohir ini sejatinya mewakili sikap publik yang berharap agar sepak bola Indonesia betul-betul dikelola oleh orang-orang profesional dan memahami seluk beluk sepak bola di Indonesia.
Melihat berbagai persoalan yang selalu membayangi sepak bola Indonesia memang membutuhkan langkah dan orang yang tepat. Segenap persoalan ini tidak bisa hanya dilihat sebelah mata. Cukup bukti yang telah kita lihat bahwa persoalan ini juga sampai mengancam nyawa.
Perombakan total dalam tubuh PSSI akhirnya menjadi sebuah keharusan agar peristiwa semisal ini tidak selalu diulang. Kita perlu pengelolaan yang tepat dalam banyak sekali sektor yang terpaut dengan sepak bola. Salah satunya, tentu saja, perihal pengelolaan supporter.
Tindakan semisal lempar batu dan sikap anti terhadap klub dan supporter lain sejatinya sangat mampu dihindari dengan memupuk sikap fairplay yang bisa dicontohkan melalui dari para pemain, para pelatih, atau para petinggi yang memiliki pengaruh terhadap para penggemar sepak bola Indonesia.