Mohon tunggu...
Keenan Gandhi Trimurti
Keenan Gandhi Trimurti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Partikelir

Hidup searah ke mana uang berhembus~~

Selanjutnya

Tutup

Diary

Please, Bad Mood dan Malas Itu Beda!

23 Juni 2022   14:10 Diperbarui: 23 Juni 2022   15:25 1216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Pulang, Pola, dan Mood" adalah judul salah satu esai yang tertuang dalam buku "Melihat Pengarang Tidak Bekerja". Ditulis oleh Mahfud Ikhwan, kumpulan esai ini sejatinya terbit dalam media online Mojok.co, tetapi sudah diberi judul berbeda dan kemungkinan juga sudah melalui proses edit di berbagai paragraf.

Di antara beberapa esai yang terdapat dalam buku tersebut, esai yang kusebut di awal cukup related denganku. Dalam esai tersebut, Mahfud Ikhwan bertutur soal bagaimana ia seringkali "macet" dalam aktivitas kepenulisan. Bisa karena nihil ide, tetapi lebih sering karena ogah-ogahan. Salah satu tameng yang sering diambil untuk berlindung dari sikap kontraproduktif ini adalah: mood.

Mahfud, sebagaimana ia tulis dalam esainya, sering menulis "deras di satu waktu, kosong melompong di waktu yang lain". Artinya, ritme dia menulis endut-endutan, tak konsisten, tak disiplin. Dia juga sering berlindung di bawah argumen, "aku manusia, bukan mesin". Tentu saja ini adalah argumen yang benar, tetapi jelas dibuat-buat. Sebah menulis setiap hari dengan konsisten tak lantas membuat manusia menjadi cyborg.

Kondisi yang diceritakan Mahfud sangat mirip dengan yang kualami. Andai aku bongkar catatan harianku, sudah pasti aku akan menemukan banyak catatan seperti yang ditemukan Mahfud dalam catatan hariannya: "sudah seminggu aku tak menulis"; "sudah lama aku tak menulis catatan harian"; "entah sudah berapa hari aku tak menyentuh buku dan menulis".

Aku memang salah seorang yang benci dengan kerutinan. Aku juga enek dengan kedisiplinan (karena memang sedari kecil aku tak terbiasa disiplin). Tetapi aku juga percaya bahwa untuk menjadi ahli, termasuk ahli dalam menulis, tak bisa hanya mengandalkan argumen "aku benci disiplin dan kerutinan". Pilihannya hanya: aku harus rutin dan disiplin dalam menulis.

Mahfud boleh saja mengejek Murakami yang menulis setiap hari. Tetapi bagi seseorang yang ingin menjadi ahli, menulis dengan konstan itu bukan sejenis takhayul dan tindakan konyol. Itu logis dan sangat saintifik, apalagi jika perbandingannya adalah sikap yang melulu mengandalkan mood semata, yang kalaupun tak sepenuhnya mitos, tetapi jelas sangat konyol.

Mood itu unpredictable. Mirip seperti judi, tetapi tak persis. Sebab judi masih memiliki persentase kemungkinan. Sedangkan mood, kita tak tahu dia kapan datang dan lenyap. Ia sangat kompleks. Sebab, menurut penuturan salah satu neurosaintis favoritku, mood dibentuk oleh berbagai faktor yang cukup rumit. Bisa jadi dari faktor lingkungan, suasana, tingkat kekenyangan, zat-zat dalam tubuh yang berhubungan dengan mood, serta banyak faktor lainnya. Inilah alasan mengapa menjadikan mood hanya satu-satunya alasan untuk menulis adalah konyol!

Tetapi aku sepakat dengan Mahfud dalam konteks mengafirmasi peran mood dalam proses kreatif (atau mungkin "tidak kreatif"?) kepenulisan. Kehadirannya dapat membimbing dalam kemandekan. Tetapi kehadirannya juga sukar dipastikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun