Mohon tunggu...
Strategi Konsultan
Strategi Konsultan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Digital Political Marketing

Build Your Personal Brand

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Adakah Kesamaan Realitas Partai Politik di Media Sosial dengan Perolehan Suara pada Pemilu 2019?

22 Januari 2021   10:57 Diperbarui: 22 Januari 2021   11:03 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Post per day pada platform media sosial (Sumber: Pengolahan Data, 2021)

Oleh: A. Munir K., Tim Katapedia

Pendahuluan

Jumlah penduduk Indonesia diperkirakan lebih dari 250 juta jiwa. Kepentingan tiap individu diwakilkan dalam partai politik, namun tentu partai politik tidak dapat menjangkau secara langsung, keseluruhan aspirasi konstituennya, sehingga media sosial mengambil peran yang cukup penting. Media sosial juga  mampu menjangkau individu dalam jumlah yang lebih besar dibanding media lainnya. Bahkan ada kecenderungan tiap individu memiliki akun pribadi, yang dapat digunakan untuk menyampaikan ide dan gagasannya secara terbuka kepada khalayak.  

Partai politik atau elit partai politik tidak ketinggalan ikut memanfaatkan media sosial, untuk mencapai tujuan-tujuan politiknya. Partai politik memanfaatkan media sosial (medsos) untuk memkampanyekan ide dan gagasanya, juga untuk mensosialisasikan program partainya pada masyarakat. Intinya kebutuhan partai politik untuk mengkampanyekan ide dan gagasan di media sosial sangat tinggi. Harapannya lainnya tentu, dengan memanfaatkan medsos, partai politik ingin menang dalam pemilu.

Permasalahannya, media sosial sebagai alat (tool), jarang digunakan sebagai alat ukur yang handal, sehingga kinerja medsos dapat optimal. Bagi kontituen atau bagi masyarakat umum, media sosial menjadi media, yang kehadirannya lebih cepat sehingga informasi mudah diperoleh. Jika keduanya relevan, maka kenaikan jumlah suara akan dapat tergambar dengan melihat realitas di media sosial, sehingga berguna untuk merumuskan dan mengetahui kinerja akun medsosnya baik, untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Dinamika antar partai juga memberi warna pada medsos, misalnya masuknya Prabowo Subianto (Capres 2019), ketua umum Partai Gerindra dan Sandiaga S. Uno (Cawapres 2019) yang menyusul masuk ke Kabinet Indonesia Maju, tentu sedikit banyak mempengaruhi medsos para pendukungnya. Masih banyak peristiwa lainnya, yang memberi dampak pada kinerja medsos partai politik.

Partai politik kadang tidak memanfaatkan media sosial secara optimal, sehingga keberadaan media sosial tidak diukur keberhasilan kinerjanya secara serius. Bahkan ada partai yang abai dalam melihat posisi media sosial, sehingga tidak sadar partainya makin terperosok ke dalam jurang kemunduran dan penurunan jumlah suara. Dalam konteks ini, partai politik membutuhkan pemahaman akan kondisi terkini, berkaitan dengan kinerja medsos yang dimilikinya, juga strategi untuk menguasai medsos secara tepat, guna meraih kemenangan tentunya.

Tulisan ini bermaksud menyampaikan data dan fakta partai politik di media sosial, kinerja akun-akun media sosial (Fanpage, Twitter, Instagram, dan Youtube) partai politik, serta membandingkan kekuatan masing-masing partai politik di media sosial. Hal ini semata-mata untuk memberi referensi bagi masyarakat, tentang kekuatan partai politik di media sosial (dunia maya) dengan realitas kemenangan di dunia nyata.

Pembahasan

Tulisan ini membahas 9 partai politik yang memiliki fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), juga membatasi media sosial yang dikaji adalah fanpage facebook, Instagram, twitter, dan youtube, mengingat keempat platform media sosial tersebut, memiliki pengguna dalam jumlah yang besar, juga tersedia data yang memungkinkan dilakukan analisis. Periode data yang digunakan adalah data 26 hari (sekitar 4 minggu) antara 15 Desember 2020 s.d. 11 Januari 2021. Salah satu keterbatasan pada tulisan ini, untuk Instagram akun PDI Perjuangan digunakan akun Sekjen DPI Perjuangan, karena kelemahan untuk mengakses data yang official (PDI Perjuangan).

Hampir 9 partai politik besar (PDI Perjuangan, Gerindra, Golkar, Demokrat, Nasdem, PKB, PPP, PKS, dan PAN) memanfaatkan media sosial (medsos). Masing-masing memiliki akun baik di Facebook (fanpage), twitter, Instagram, dan youtube. Akun media sosial partai politik tergolong dinamis, biasanya pergatian pengurus partai juga mengubah kinerja akun medsos partai tersebut, sehingga banyak akun pada partai yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun