Mohon tunggu...
Iman Suligi
Iman Suligi Mohon Tunggu... Administrasi - pensiunan guru

guru, pustakawan, berkebun, membaca, musik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yang Hilang dari Penglihatan, yang Lenyap dari Pendengaran

25 Januari 2021   06:43 Diperbarui: 25 Januari 2021   08:38 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


1. Kereta Api, bukan kereta diesel.

Kereta api yang betul betul digerakkan denganapi untuk memanaskan air agar menjadi uap sebagai penggerak mesin, sudah tak ada. Keberadaannya digantikan kereta diesel yang menggunakan bahan bakar solar. Kereta api di jaman kecilku dulu ada beberapa type, jarak pendek Dg plat nomor bertanda huruf C , tanpa sayap di pinggirnya, rodanya 3 pasang, dikenali dengan peluit berbunyi melengking tuiiiiiit......  Utk jarak jauh ada type B dan D rodanya banyak, pinggirnya bersayap agar aerodynamis. Peluitnya beda bunyinya .... gruuuuung besar mantab dan berwibawa.

2. Konvoi sapi.

Pasar hewan dulu lokasinya berganti ganti tiap daerah waktunya menurut hari misalnya Reboan, tiap hari Rabu. Penjual ternak harus membawa ternak itu lewat jalur jalan ke kota tujuan jalan kaki.  10 ekor sapi di kawal 2 atau 3 orang biasanya membawa obor utk penerangan malam hari. Menempuh jarak 15 - 40 km utk sampai di pasar. Dg perkembangan transportasi moda berubah diangkut truk atau kereta api.

3. Pangur atau meratakan gigi untuk gadis.  

Mungkin di daerah tertentu ini masih berlangsung, tetapi di desaku sudah tak ada lagi. Biasanya gadis yg akan memasuki jenjang pernikahan datang ke tukang gigi untuk di pangur. Naik sado (dokar) diiringi tetabuhan dung dong dung dong....

4. Penjual kayu bakar.

Dapur belum banyak menggunakan kompor, tunggu menggunakan  bahan bakar kayu.  Penjual kayu menjajakan kayu berkeliling kampung dengan pikulan.

5.  Ulung /elang menyambar anak ayam.

Elang masih tidak langka. Sesekali terbang rendah mengintai mangsa anak ayam di pekarangan. Sesekali jika genggaman elang terlepas dan anak ayam jatuh selamat, nilainya tinggi. Orang menganggapnya jadi ayam tangguh untuk aduan.

6. Untu Bledheg.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun