Sudah belasan tahun rumah puisi ini kudiami,
Telah acap mengganti cat pagar, terutama setiap mau lebaran tiba
Bahkan, rumah tercinta ini telah dua kali kurenovasi total
Namun ma'afkan, aku terlupakan kata punya banyak tetangga dekat
Sungguh, bukan karena sibuk,
Bukan pula sebab alasan sungkan atau jarang pulang
Entahlah, kenapa bisa tak terlintas buat sapa-salam dan sekedar berbagi senyum Â
Sambil ngopi-ngopi sore, umpamanya ..
Setidaknya-pun, mestinya sesekali cukup, berkunjung dan singgah di rumah: Cerbung
cerpen, horor atau roman.
Bukankah mereka tetangga terdekat?
Padahal, tetangga yang agak jauh dari rumah seperti: rumah olahraga atau humaniora
Acap kuhampiri dan meninggalkan kenangan di sana
Tentu saja kunjungan itu sepulangnya kerja.
Sesekali aku juga suka melongok rumah inovasi, dan betah berselancar ria, berlama-lama bahkan
Sore ini, diam-diam aku telah mengunjungi mereka satu-persatu dengan  pasti
Sengaja aku memang belum-lah menyapa secara terbuka
Maklum masih deg-degan dan tentunya sedikit berbumbu malu-malu
Namun aku berjanji dalam hati, mulai esok akan berupaya merajinkan diri bertandang
Aku akan ditemani kesabaran, kami berdua
Mengetuk pintu rumah mereka satu persatu hingga dipersilakan masuk
Tentu saja tak kan lupa membawakan mereka oleh-oleh semangkuk penuh puisi bernutrisi tinggi
Selamat sore semuanya.
Salam hangat.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI