Seutas benang kehilangan jarum
Diam-diam benang itu keluar dari kumparan bulat
Menggulung kain putih pada tumpukan perca
Ujung jarinya yang tumpul meliuk berupaya meraba segala
Benang itu sungguhan kehilangan arah
Dari tumpukan perca dia berpindah ke sebuah mesin jahit tua
Kedua bola matanya yang lelah tampak berkaca-kaca
Sepertinya kehilangan sebatang jarum sama dengan pertaruhan nyawa
Pada rongga selorokan mesin jahit dia mengintip
Terlihat jelas matanya yang sempit berupaya menyelinap paksa
Sejumput bening keringat dingin lalu membelah hening, dan seketika ..
Jatuh membulat dilantai membentuk secercah cermin
Seutas benang itu sungguh kehilangan jarum
Di hamparan lantai putih yang membulat cermin itu dia berkaca
Kerutan di wajahnya nyata menyapanya yang kian menua:
Dalam hati dia lalu bergumam, pergilah jarum toh sesungguhnya kau tak pernah ada.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI