Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Membaca Kabut

5 Mei 2025   17:20 Diperbarui: 5 Mei 2025   17:20 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terlalu banyak baca'an di jemari ini,
Udah khatam mengulangnya berkali-kali bahkan
Jemu sudah segalanya ..
Meski berbagai judul dan bermacam dongeng
Semuanya hanya tentang cerita-cerita usang yang berulang

Sesekali ingin rasanya membaca kabut:
 tentang tarian bangau dan sejuknya sepoi angin
 tentang arak-arakan mendung dan indahnya tarian hujan
 tentang matahari yang santun menyapa semesta

Terlalu banyak membaca cerita dari bibir-bibir basah ..
Bosan sudah mengejanya berulang
Meski hanya sekali-kalinya hari ini mencoba membaca kabut:
Hari ini, aku putuskan melipat rapat jemari dan hanya fokus membaca kabut.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun