Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seikat Mawar di Balik Pintu

9 Maret 2023   10:28 Diperbarui: 9 Maret 2023   10:34 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Engkau mempersilakanku masuk, lengkap dengan

Senyum segar yang berbunga-bunga ..

Pintu itu engkau buka teramat lebar hingga cahaya matahari pagi yang masuk tampak berbinar di batas lantai mengilap

Ada dua kursi sofa dan

Vas bunga cantik dengan seikat mawar putih segar di meja rumahmu, kala itu

Masih kuingat sangat lekat kini:

"Di rumahku hanya ada satu pintu!" ucapmu meyakinkan lalu menjabat hangat tanganku seakan tak ingin lepas

Aku mengangguk setuju.

dan ..

Haripun berlari

Waktu dengan cepat terus berganti musim

Hari ini, ya pagi ini:

Aku kembali berada di rumahmu yang asri itu, kuketuk pintunya deg-degan

Kali ini aku datang tanpa memberi kabar namun dengan seikat mawar merah harum di genggaman

Tak ada sahutan, bersabar lalu

Kuketuk sekali lagi, kali ini dengan segenap sergap kecemasan pasti

Sunyi mendesir tiba-tiba ..

Kucoba membuka pintu dengan was-was

Alhamdulillah tidak berkunci, namun salamku tak bersahut sapa

Hanya kutemukan seikat mawar putih di atas meja nan berdebu, yang kini

Telah terkulai: Mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun