(1)
Seorang badut mengetuk kaca
Di dalam mata
Sebelah tangannya tengadah paksa
menghiba receh
(2)
Ada tatap yang luka
Di setiap perempatan henti
Siapa yang peduli
Ketika peluh tak lagi berupaya tumbuh
(3)
Ketika lampu menghijau
Sang badutpun bergegas menelisik penat Â
Menghitung receh
Lalu, siapa lagi yang peduli?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!