Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mata Matahari

24 Februari 2023   09:13 Diperbarui: 24 Februari 2023   09:33 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Pagi baru saja membuka jendelanya lebar-lebar

Menyapa seorang ibu tua yang tampak bergegas dengan karung plastik di punggungnya

Sebaris besi berkait melekat erat direnta genggamnya

Langkahnya terburu mengejar matahari

(2)

Sesekali tatapnya hinggap di pembuangan akhir rumah tangga

Sepasang matanya yang terlatih, tajam memilah harap  

Mata yang telah berpuluh tahun lamanya setia menemaninya meniti kerasnya hidup di ibukota

Di matanya itu berteduh 3 orang anak usia sekolah dan 2 cucu

(3)

Siang mulai menyengat, tak terasa penatpun singgah di langkahnya

Dirasakannya waktu demikian cepat berlari meninggalkannya

Seonggok botol plastik, kini tampak menggunung memenuhi punggungnya

"Alhamdulillah, mudah-mudahan esok masih seperti hari ini", gumamnya dalam hati sambil berlari pulang menjinjing matahari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun