(1)
Matahari telah tenggelam di pundaknya
Langkah kaki pun sudah tak lagi tegap
Sinar mata yang biasanya tajam kini meredup
Teman dan sahabatpun mulai merenggang senyum  Â
(2)
Namun pundak itu masih hendak menahan malam
Berupaya memancarkan sisa cahaya sakti di telunjuknya
Merasakan panas sinar matahari abadi bersamanya
Tubuh itu belum siap untuk merangkul bayangnya sendiri
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!