Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kursi

14 April 2022   11:47 Diperbarui: 14 April 2022   11:55 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Sebuah kursi bermahkotakan sabda menjuntai langit

Pria-pria berdasi mengelilinginya dengan lidah menjulur

Seorang wanita paruh baya menyelinap diantaranya

Kuku-kuku mereka berkilat tajam tampak menghitam   

(2)

Konon kursi itu akan menapak tepat di bawah purnama

Bulan terang yang hanya turun ketika musim panen tiba

Sorak-sorai para pemburu mahkota mulai meningkahi senja

Mewarnai langit jelata dengan janji-janji penghuni surga

(3)

Nun di pojok sore hutan-hutan beton yang angkuh terbahak

Seorang bapak penjaja kursi bambu berupaya menangkap asa

Mengelilingi separuh kota dengan mahkota cinta di pundaknya

Dia berlalu tanpa sapa pria berdasi dan wanita bergincu tebal  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun