Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ranting Patah

22 September 2021   08:01 Diperbarui: 22 September 2021   08:07 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Sepatu boots tua itu sepagi ini tlah membelah belukar kota jakarta

Deretan hutan beton membentang membentengi langkahnya 

Sebilah asa yang membakar telah bertahun ini memeluk erat pinggangnya

Asa tajam yang membekalinya sejak beringsut dari desa dahulu

(2)

Sesungguhnya di desa dia telah pernah menanam sebatang pohon kehidupan

Bertahun yang lalu dia rajin merawatnya dengan topi capingnya

Setiap pagi dia menggembala teriknya matahari bersama derasnya peluh yang tumpah

Berharap pada suatu waktu ketika musim tuai tiba kesejukan itu datang

(3)

Hanya sepatu boots tua itu kini satu-satunya miliknya yang tersisa  

Setelah air bah banjir bandang telah meluluh-lantakkan desanya yang subur ketika itu

Kota adalah matahari berikutnya nan menjanjikan asa kesejukan yang diyakininya   

Telah lima tahun ini dia membentang langkah mengubur ranting nan patah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun