Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menjemur Matahari

5 September 2021   13:51 Diperbarui: 5 September 2021   13:57 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Seseorang menjemur matahari dengan ijazahnya

Dia ingin matahari penat membakar tubuhnya

Telah setahun ini dia hilir mudik memikul sarjana

Agar peluhnya yang mulai mengering tak membeku

(2)

Telah puluhan lamaran pekerjaan diterbangkannya

Namun belum satu kantorpun yang minat memanggilnya

Mungkin perkantoran kehabisan pulsa karna pandemi

Hingga tak bersisa rupiah untuk membalas lamarannya

(3)

Kini dirasakan matahari tlah mulai memudar panasnya

Mungkin ijazah sarjananya yang terlalu panas berjanji

Perlahan dia merangkul matahari membajak peluhnya

Setelah setahunan ini dia hilir mudik memikul sarjana

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun