Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Badai

21 April 2021   11:51 Diperbarui: 21 April 2021   12:13 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Sebuah bahtera kecil tengah berlayar dari dermaga cinta yang membuncah

Tujuannya pulau sejahtera yang menurut peta berada nun jauh diseberang samudera impian sana

Hanya terdapat dua penumpang yang lagi berbahagia dimabuk asmara di ruang kemudi

Mereka telah bersiap diri dan yakin berhasil menuju tujuan jikapun dalam perjalanan harus menghadapi badai atau hadangan ombak besar sekalipun 

(2)

Seminggu berlayar bahtera itu melaju dengan kecepatan terukur yang dilingkupi birunya kebahagia'an

Terpa'an badai dan hantaman gelombang lautan silih berganti menghadang namun berhasil mereka lewati tanpa keluh kesah haluan

Bahtera kecil itu tampak solid meski mereka tak tahu berapa lama waktu pelayaran hingga tiba di tujuan kelak

Hari-hari mereka selalu dilalui dengan memancing keindahan matahari ditingkahi canda dan tawa di tengah samudera yang seolah tak berketepian

(3)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun