Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi │Rose Terlarang

27 Agustus 2018   11:38 Diperbarui: 27 Agustus 2018   11:53 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Rose ini tumbuh subur di pelepah dalam kedua kelopak mataku

Ia menyemak rimbun melebat memenuhi sekujur bidang penuh tatapku 

Ruang kedipku tak lagi menyisakan asa untuk sekedar sejenak rehat 

Aku tak mampu mendekap indah pagi lain di bening embun karenanya

(2)

Pernah kupatahkan satu tangkai rose ini ketika lengah malam

Berharap menemukan ruang keindahan lain yang menerobos diam-diam

Namun seketika pula rose ini berjejalan erat bertumbuhan membelah

Ia kian menyemak liar tak hanya memenuhi ruang tatapku tapi juga nafasku

(3)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun