Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Bulanmu Tersipu

17 Juni 2018   16:31 Diperbarui: 17 Juni 2018   16:30 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1) 

Selendang ungu itu berarak seperti setipis awan putih terlihat 

Ia seolah sembunyikan hasrat kerinduannya nan tinggi pada bibir senja 

Kusadari tatapku tak mampu utuh menampungnya penuh 

Padahal aku paham sungguh kerinduan itu bertuju hanya untukku 

(2) 

Sepoi angin nakal seakan menyengaja goda diantara jemari lentikmu 

Ketika sapa perlahan yang kutujukan kau tangkap dalam sipu  

Hangat senyummu tiba-tiba saja seakan mengalirkan dekapan ingin 

 Aku paham sangat bukankah kita sudah setahun tak jumpa ..

(3)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun