Mohon tunggu...
Frengky Keban
Frengky Keban Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Penulis Jalanan.... Putra Solor-NTT Tinggal Di Sumba Facebook : Frengky Keban IG. :keban_engky

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Dekuwatu, Surga Lain di Sumba Barat Daya

14 April 2018   22:44 Diperbarui: 15 April 2018   22:16 3258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabupaten Sumba Barat Daya memang terkenal akan alamnya yang indah tiada duanya. Tidak heran jika kabupaten yang terletak di bagian utara sumba ini kini telah menjadi salah satu daerah unggulan pariwisata di Nusa Tenggara Timur yang setiap harinya ramai dikunjungi para wisatawan baik local maupun mancanegara. 

Weekuri, Batu Malandong, Mananga aba adalah sedikit dari banyaknya tempat wisata unggulan kabupaten ini. Hal itu pun belum termasuk dengan tempat wisata lain yang urung terekpose ke public untuk dikunjungi. 

Salah satu yang terbaru tentu air terjun mini Dekuwatu yang akhir-akhir ini menjadi viral di berbagai media social seperti facebook, twitter dan instragram. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Betapa tidak, dekuwatu yang berada persis di tengah areal persawahan waikelo sawah kilo 12 dan bisa ditempuh dengan perjalanan selama kurang lebih 45 menit dari kota tambolaka-ibukota Kabupaten Sumba Barat Daya itu menampilkan sisi lain eksotisnya alam sumba karena memberikan keindahan tersendiri bagi para pelancong maupun para wisatawan yang akan hadir disana. 

Bukan hanya airnya saja yang sejuk tetapi pemandangan dekuwatu dengan aliran air serupa terasering/ bertingkat dari satu tempat ke lainnya tidak akan membuat pengunjung merasa rugi pernah berada di dekuwatu.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Sajikan Pemandangan Alam Yang Asri

Dan perjalanan itu pun dimulai saat kumpulan anak muda yang tergabung dalam komunitas Buku Bagi NTT Regio Sumba Barat daya bersama sekretaris Dinas PMD, Lodowaik L. Raya, Kabag Humas SBD, Rofinus Kaleka, dan Duta Wisata SBD, Kalion Umbu Kareka Sabtu (7/4) silam melakukan ekplorasi terhadap tempat dekuwatu. Gelak tawa dan sharing tentang kehidupan diantara kami membuat perjalanan kali ini menjadi lebih menarik dari perjalanan sebelumnya, walaupun harus diakui perjalanan di tengah mentari panas sudah pasti menguras tenaga. Beberapa kali terlihat, Edi Beren, Yohan Yodam dan Luli Nilan pun terpaksa harus melepas jaket mereka guna menghindarkan rasa panas yang lebih dalam lagi.

"Sebelum melanjutkan perjalanan, kita berhenti sejenak di rumah rekan penggiat literasi pak. Karena kami masih harus memberikan buku bagi anak-anak di daerah tersebut,"ucap edi kala itu yang membuat kami harus berhenti sejenak di rumah sederhana empriani magi, seorang penggiat literasi yang saat itu juga sedang dikunjungi oleh beberapa peneliti dari Universitas Multimedia Nusantara, besutan Kompas. Iya keperihatinan akan pendidikan di wilayahnya membuatnya keukeuh melepas kesibukkan dan memilih menjadi pengasuh kelompok dyatame. Hasilnya pun terbilang positif. Kini dirinya sudah memiliki 100 lebih murid yang berasal dari 4 desa yang lokasi berbedekatan. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Sharing bersama tersebut memang tidak berlangsung lama, guratan tanda panic dan ketidaksabaran rombongan untuk menguak dekuwatu memang tergambar jelas dari raut wajah mereka bahkan ada yang secara gamblang menyuruh agar diskusi dan sharing itu bisa ditunda lain waktu. Setelah berpose bersama, rombongan pun bergegas melanjutkan perjalanan dengan kalion kareka sebagai penunjuk jalannya. 

Maklum sebagai seorang duta wisata, Kalion mencoba menjadikan kehadiran kami hari itu sebagai pembuka gerbang dekuwatu untuk dikenal lebih luas lagi dengan harapan besar, dekuwatu bisa menjadi salah satu tempat wisata yang dikunjungi para pelancong selain weekuri, batu malandong dan lain sebagainya. tidak terasa, Kendaraan yang kami tumpangi perlahan-lahan terhenti kembali di areal sawah bokota-waikelo sawah kilo 9. 

Rasa cape dan penat disertai rasa lapar mendera sekuyur tubuh kami namun hal itu tidak membuat kami berhenti melangkah. Desiran air yang mengalir di selokan seolah menarik kami kembali berjuang dengan sisa-sisa tenaga yang kami miliki. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Gelak tawa yang sebelum tertutupi kembali menyeruak seiring langkah kami ini melewati pematang-pematang sawah sembari menikmati pemandangan alam sumba yang tetap indah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun