Mohon tunggu...
Frengky Keban
Frengky Keban Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Penulis Jalanan.... Putra Solor-NTT Tinggal Di Sumba Facebook : Frengky Keban IG. :keban_engky

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gerakan Literasi Bukan Sekadar Membagi Buku

21 Maret 2018   20:08 Diperbarui: 21 Maret 2018   20:27 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Mari Belajar Dari Para Penggiat Literasi-BBNTT

Pendidikan merupakan fondasi dalam pembangunan daerah yang tentunya menuntut orang untuk bisa menempatkan pendidikan sebagai prioritas dalam hidupnya. Namun hal itu seolah menjadi sebuah harapan belaka yang sebentar lagi menjadi sebuah mimpi yang urung diwujudkan. 

Pasalnya tidak semua kita menyadari pentingnya pendidikan itu bagi keberlangsungan hidup kita di masa mendatang. Malah membiarkan pendidikan itu berjalan seadanya tanpa adanya perjuangan yang berarti untuk meningkatkannya. 

Kebijakan-kebijakan yang diambil pun masih jauh dari harapan walaupun di satu sisi harus diakui pemerintah pusat dibawah pemerintahan Jokowi-JK telah memberikan perhatian serius bagi sektor yang satu ini malah mengalokasikan 20 % persen APBN untuk sektor pendidikan. namun sekali lagi, hal itu tidak kemudian berimbas di setiap daerah. 

Pendidikan selalu ditempatkan di posisi yang sekian sehingga segala kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh para pengambil kebijakan pun seolah menyisihkan pendidikan itu sendiri dan meninggalkan celah yang membuat para pemerhati pendidikan untuk turun tangan membenahinya sebagaimana yang selama ini dilakukan oleh Komunitas Relawan Buku Bagi NTT, sebuah komunitas yang sebentar lagi akan berusia 4 tahun ini. 

Bagaimana tidak keprihatinan terhadap kondisi pendidikan di bumi Flobamoralah yang membuat komunitas ini tidak patah arang mengumpulkan buku-buku bekas dari berbagai elemen masyarakat di beberapa wilayah di Indonesia untuk dibagikan ke anak-anak NTT. 

Iya kekurangan stok buku sebagai referensi adalah salah satu kendala yang membuat anak-anak NTT seolah menjadi tertinggal dan terus dicap sebagai orang terbelakang padahal di satu sisi banyak anak NTT di luar sana terkenal memiliki kemampuan yang luar biasa dan tidak kalah dengan anak-anak di daerah lain di Indonesia dengan beragam penghargaan yang diraihnya. Apalagi niat untuk memperoleh pendidikan itu sendiri sudah ditanamkan oleh orang tua sejak dini. 

Melawan Sistem Yang Tidak Berpihak

Dan kehadiran BBNTT dengan gerakan literasinya dewasa ini memang menghentakkan dunia pendidikan di NTT dan juga memberikan warna bagi sebagian besar masyarakat bahwa literasi bukan hanya sekedar membagi buku semata tetapi lebih dari pada itu mendorong masyarakat menyadari bahwa pendidikan itu tanggung jawab kita bersama. 

Saat pemerintah dirasa belum mampu menjawab kelemahan yang selama ini, BBNTT hadir melengkapinya dengan mendongkrak niat para pemerhati pendididikan untuk bersama menyelesaikan persoalan pendidikan secara bersama dengan beramai-ramai membangun taman baca bagi para generasi penerus khususnya di daerah pelosok walaupun harus dengan menggunakan lokasi milik orang lain. Walaupun demikian, geliat literasi dengan cara yang demikian tentu baru akan terasa bermakna jika kemudian gerakan tersebut diimplementasikan secara serius dengan memberikan pendampingan serius bagi anak-anak di taman baca. 

Hematnya, bukan hanya membagi buku, dan bukan saja membentuk taman baca tapi sudah harus memulainya dengan memberikan pendidikan ekstrakulikuler di luar jam sekolah dengan model pembelajaran bermain sambil belajar yang kini seolah hilang di dunia pendidikan kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun