Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Fotografer

Best in Opinion Nominee Kompasiana Award 2021 | Membaca. Menulis. Foto-Kopi. | Menyukai pembahasan seputar gender equality, parenting dan sosial-budaya yang kerap terjadi sehari-hari. |

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dua Alasan Mengapa Laki-laki Wajib Memiliki Penghasilan Sebelum Menikah

13 September 2021   07:03 Diperbarui: 23 September 2021   21:30 1778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi isi dompet laki-laki. Sumber: iStockPhotos via Kompas.com

Untuk catatan, artikel ini bersifat opini dan murni menjadi tanggungjawab saya. Untuk yang punya opini bersebrangan, tak apa. Anggap saja kita sedang berdiskusi melalui media tulisan.

Belakangan ini hari-hari saya diisi dengan percampuran antara membaca, menulis dan menahan diri untuk tidak berkomentar pedas—dan sungguh, hal yang terakhir benar-benar sangat menjengkelkan dan juga menguras pikiran.

Meskipun saya tahu tidak semua masalah di dunia ini patut saya komentari, tetapi tetap saja, saya seolah tak bisa menghindar untuk masalah yang satu ini.

Singkat saja, satu dari sekian masalah yang saya soroti untuk kemudian saya komentari adalah saya beranggapan seorang laki-laki H-A-R-U-S memiliki penghasilan sendiri sebelum menikah.

Bagi saya, ini sesuatu yang sangat mutlak sebagai prinsip.

Ada musabab mengapa saya terpaksa mengatakan itu.

Adalah seorang laki-laki umur menjelang dua puluh tahun—dan menurut katanya hanya lulusan SMA—tapi kepengen (baca: jika tidak ingin dikatakan sudah kebelet) menikahi kekasih yang sudah hampir tiga tahun dipacarinya. Hanya saja, dia masih pengangguran. Belum berpenghasilan.

Laki-laki muda ini berujar dia pernah bekerja, tapi karena gajinya kecil, dia memutuskan berhenti dan masih jobless hingga sekarang.
Sementara kekasihnya sendiri—menurut penuturannya lagi—juga sedang berjuang mencari pekerjaan. 

Dia berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. Riwayat singkat keluarganya, bapaknya seorang pensiunan dan ibunya seorang ibu yang mengurus rumah tangga.

Bisa dibayangkan bagaimana kacaunya keinginan laki-laki muda ini?—tentang bagaimana seolah dengan sederhananya dia memandang tidak pentingnya persiapan untuk menikah.

Laki-laki harus memiliki penghasilan sebagai bentuk tanggungjawab. (Sumber: Pexel | Foto oleh Karolina Grabowska) 
Laki-laki harus memiliki penghasilan sebagai bentuk tanggungjawab. (Sumber: Pexel | Foto oleh Karolina Grabowska) 

Tapi, saya rasa tidak cuma dia. Saya berani bertaruh, banyak anak-anak muda di luar sana yang seperti ini—atau bisa jadi ada orang seperti laki-laki muda ini di sekitarmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun