Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Fotografer

Best in Opinion Nominee Kompasiana Award 2021 | Membaca. Menulis. Foto-Kopi. | Menyukai pembahasan seputar gender equality, parenting dan sosial-budaya yang kerap terjadi sehari-hari. |

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bukan Penelitian: Syarat Absurd dalam Sebuah Lowongan Kerja Itu Nyata

8 Mei 2021   16:00 Diperbarui: 13 Mei 2021   19:10 1214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua orang tengah saling berjabat tangan tanda kesepakatan telah dibuat. (Sumber: Pexel.com/Foto oleh Fauxels.)

Ada-ada saja.

#4 Aku ingin begini aku ingin begitu.

Syarat yang satu ini bisa jadi akan membuat sebagian orang naik darah karena dalam syarat ini perusahaan kerap menjadi Nobita yang seenak udel dan banyak maunya.

Bagaimana tidak, seseorang dituntut bisa memiliki kecakapan ini dan itu dalam waktu yang sama untuk satu posisi kerja yang dilamarnya?

Saya kasih contoh. Saya pernah tuh, ngelirik satu job di bidang visual sesuai minat saya. Tapi, syaratnya, beuh, ngga kaleng-kaleng. Saya bukan cuma harus bisa seni fotografi, tapi juga dituntut jago menguasai macam-macam software seperti Adobe Ilustrator, Photoshop, Corel Draw, After Effect—dan Auto Cad juga kalau saya tidak salah ingat. Dalam hati saya nyeletuk, "almost gue bisa semua nih!” Sejurus kemudian saya timpali sendiri, “tapi, buset, ini mah sudah lebih dari standar ganda!"

Sampai akhirnya, minat saya yang tadinya sudah setengah, melorot habis tak tersisa begitu saya mendapati indikasi lain yang mereka minta:  punya networking yang luas dan bisa melobi orang.

Dih, saya sih ogah ah, ngga tahu kalau Rosalinda?!

#5 Kompetensi tak melulu harga mati.

Saya paham dunia kerja itu penuh sikut kiri penuh sikut kanan. Tapi, bukan berarti lulusan swasta boleh dikucilkan. Saya sedang tidak bercanda, saya pernah membaca syarat ini lho di satu lowongan kerja dan itu tidak cuma sekali. Ya, tak sedikit perusahaan menginginkan semua para pekerjanya lulusan perguruan tinggi negeri. W-O-W.

Jelas itu bikin greget saya. Ya, agak aneh sih, kompetensi kan tidak selalu berbanding lurus dengan kapasitas dan kapabilitas seseorang—dan tak selamanya juga lulusan negeri itu keren kok. Jadi, untuk apa syarat yang satu ini mesti ada?

Nah, pertanyaan usil saya muncul deh, kalau swastanya lulusan "sekolah-sekolah" luar negeri, apakah bisa jadi pertimbangan? Atau malah langsung diterima? Ups.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun