Butuh menyegerakan memang. Apalagi kemampuan. Tidak hanya kemampuan ba'ah atau finansial saja. Tanggung jawab dan mental juga perlu dikedepankan.
Di zaman ketika fitnah sudah tersebar luas seperti sekarang ini, rasa-rasanya setiap jomblo butuh untuk segera menikah. Tapi apa daya ia tak jua dipertemukan dengan pujaan hatinya.
Entah ke mana saja arah pikirannya berlalu lalang. Pergi jauh menghabiskan waktu dengan bayangan ketidakpastian. Akhirnya ia tersadar. Bahwa dalam hidup kita hanya bisa berserah setelah segala macam ikhtiar dioptimalkan. Ia kira Allah akan segera menyatukannya dengan seseorang yang bertahun-tahun ia harapkan sebagai tempatnya pulang.
Ia kira sebentar lagi akan berlabuh. Berhenti di perbatasan, lalu melanjutkan cerita kehidupan dengan bergandengan tangan. Tangan yang dapat merangkul serta memeluk erat segala kehidupan. Ia kira demikian. Tetapi Sang Pemilik Masa Depan, menyuruhnya untuk lebih bersabar. Sekarang ia sadar bahwa menyegerakan pernikahan tidak semudah yang dibayangkan. Butuh proses dan perjuangan panjang yang.. sedikit, melelahkan.
Gadis itu akhirnya tersadar dari lamunan ketika deringan ponsel bergetar.