Mohon tunggu...
Kayra Maleeka Gavrila
Kayra Maleeka Gavrila Mohon Tunggu... 24107030148

Observing life, turning it into lines.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menopause Bukan Endgame Perempuan: Cinta Nggak Punya Tanggal Kedaluwarsa

30 April 2025   02:40 Diperbarui: 29 April 2025   22:00 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar:https://pin.it/492azbkum

Kalau hidup perempuan diibaratkan drama Korea, menopause itu bukan episode terakhir yang penuh air mata---tapi lebih kayak babak baru yang bisa jadi lebih seru dan bebas dari drama hormon remaja. Jadi, siapa bilang menopause itu titik akhir? Justru di sinilah perempuan bisa mulai menulis ulang kisah cintanya, dengan diri sendiri, pasangan, bahkan dengan hidup.

Menopause Itu Proses, Bukan Vonis

Banyak yang salah paham, mengira menopause itu kayak sinyal "game over". Seolah-olah setelah itu perempuan nggak lagi bisa menarik, jatuh cinta, atau dicintai. Padahal, menopause Cuma fase biologis yang alami. Biasanya datang di usia 45--55 tahun, tubuh perempuan berhenti produksi hormon estrogen dan progesteron secara aktif. Efeknya? Iya, ada hot flashes, perubahan mood, insomnia. Tapi itu bukan alasan buat merasa "udah habis".

Sebenernya ini mirip kayak masa pubertas, Cuma versi baliknya. Kalau dulu pubertas jadi gerbang menuju kedewasaan, menopause adalah gerbang menuju kebijaksanaan dan penerimaan diri.

Cinta di Usia Menopause: Masih Bisa, Bahkan Lebih Dalam

Cinta itu nggak punya masa kedaluwarsa. Menopause bukan penutup cerita romantis, justru bisa jadi titik balik buat hubungan yang lebih tulus. Di usia ini, banyak perempuan justru lebih tahu apa yang mereka mau, lebih jujur sama diri sendiri dan pasangannya.

Ada cerita dari seorang ibu usia 52 tahun, namanya Bu Rina (nama samaran). Setelah anak-anaknya dewasa dan dia masuk fase menopause, dia dan suaminya justru merasa lebih "pacaran" daripada sebelumnya. Mereka traveling bareng, ngobrol lebih dalam, bahkan lebih sering pegangan tangan di taman. "Waktu muda kami sibuk urus anak. Sekarang, giliran kami buat saling mencintai lagi," katanya.

Cinta di usia ini nggak lagi tentang fisik, tapi lebih ke koneksi batin. Kadang justru lebih langgeng, karena sudah lewati berbagai badai.

Menopause dan Cinta Diri: Self-love Level Maksimal

Menopause juga bisa jadi titik balik buat mencintai diri sendiri. Setelah bertahun-tahun mikirin orang lain---suami, anak, kerjaan---banyak perempuan akhirnya sadar, "Eh, kapan terakhir kali aku nanya apa aku bahagia?" Di fase ini, banyak yang mulai yoga, ikut komunitas, nulis buku, bahkan jatuh cinta lagi sama diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun