Mohon tunggu...
Kayla Elfreda
Kayla Elfreda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

22107030031 UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Toxic Positivity: Suatu Positif yang Menjadi Negatif

3 Maret 2023   11:56 Diperbarui: 3 Maret 2023   12:07 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: The Wall Street Journal

Apa itu toxic positivity? 

Dilansir dari national geographic, toxic positivity adalah penyelesaian masalah yang hanya berfokus pada hal positif dan menolak segala sesuatu berkaitan dengan emosi negatif seseorang. Istilah singkatnya, selalu melihat sisi baik atau mensyukuri apa yang terjadi. 

"Toxic positivity adalah asumsi, baik oleh diri sendiri atau orang lain, terlepas dari rasa sakit emosional seseorang atau situasi sulit, mereka hanya boleh memiliki pola pikir positif," tutur Dr. Jaime Zuckerman, psikolog klinis di Pennsylvania dikutip Healthline.

Dari sini, para peneliti menyimpulkan bahwa menekan emosi - seperti yang dilakukan ketika seseorang memaksakan sikap positif, tanpa kemampuan untuk mentolerir kekhawatiran atau kesedihan - dikaitkan dengan tingkat pengaruh negatif yang lebih tinggi, perasaan positif yang lebih rendah, dan penurunan kesejahteraan. 

Dari studi ini saja, menjadi jelas bahwa mengandalkan kepositifan yang dangkal tanpa membiarkan euforia yang emosional itui sangat tidak sehat. Sedangkan masih banyak orang diluar sana yang masih belum bisa untuk mengendalikan emosi mereka secara optimal.

Sederhananya toxic positivity adalah budaya yang menyarankan diri kita untuk selalu melihat keadaan dari sisi positifnya apapun yang terjadi. Pikiran negatif akan dimatikan dengan saran-saran yang seolah membangun seperti ungkapan stay positive, don't give up dan everything will be ok padahal tatkala kamu mendengar saran itu mungkin kamu merasa muak. 

Dari sini kita belajar bahwa segala hal yang berlebihan itu memang tidak baik, termasuk di dalamnya saran-saran yang memaksamu untuk selalu berpikir positif terhadap segala sesuatu. Kenapa? Sebab saat kamu terhipnotis dengan saran tersebut, otakmu akan merespon bahwa semuanya mungkin baik-baik saja. Mematikan respon kewaspadaan terhadap keadaan buruk yang sebenarnya bisa saja terjadi. Selain itu, bila emosi negatif ini terus diredam dengan doktrin-doktrin ini perlahan akan semakin besar dan menimbulkan stres yang berkepanjangan. Ingat bahwa secara evolusi manusia memang tidak diciptakan untuk selalu merasa bahagia dan positif, bukan?
Tak jarang bila doktrin toxic positivity ini telah melekat dalam diri akan membuatmu menjadi orang yang terus berpura-pura bahagia sepanjang waktu, tentunya ini melelahkan.

Apakah toxic positivity itu nyata?

Singkatnya, toxic positivity adalah cara untuk tetap berusaha positif, bahkan di saat yang buruk sekalipun. Seakan akan kita tidak berhak untuk merasakan energi atau emosianal yang negatif. Contohnya, pasti kamu pernah merasa tidak nyaman ketika ada yang tetap memberimu semangat bila kamu dalam kondisi terpuruk, kan? Ya itulah yang banyak orang sebut sebagai toxic positivity dan tentu ini nyata terjadi di sekitar kita.

Kerap kali kita menemukan atau mengalami kejadian-kejadian yang seakan akan kita tidak diizinkan untuk merasakan emosional yang negatif dan hal ini berujung pada diri kita memaksakan diri untuk selalu merasakan nuansa yang positif atau senang saja. Padahal nyatanya jika memang kita sedang berada di situasi yang buruk, lalu kita berusaha sekeras mungkin untuk tetap merasakan hal-hal yang positif, emosi-emosi negatif yang seharusnya terjadi dan kita rasakan pun kita berusaha sekuat tenaga untuk kita pendam dalam-dalam. Akibatnya? emosi emosi negatif itu menjadi sangat meletup-letup dan mendidih didalam jurang yang dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun