Mohon tunggu...
Kayla Elfreda
Kayla Elfreda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

22107030031 UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Merangkul Inner Child, Cermin Diri yang Terlupakan

24 Februari 2023   11:40 Diperbarui: 24 Februari 2023   11:45 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: metanoiac.id

"Inner child adalah bagian di dalam diri kamu, tapi bukan kamu".

Ketika ada hal negatif terjadi saat kecil-- luka-luka ini bisa terbawa hingga dewasa. Contoh saja suatu hal yang sangat menyedihkan atau menakutkan terjadi saat kita masih kecil, ini bisa menjadi sumber kekuatanmu atau malah jadi luka yang menjadi bagian pada diri kamu, yang akhirnya terbawa hingga dewasa dan mempengaruhi diri kamu dalam bersikap.

Inner child adalah hasil dari sekumpulan peristiwa masa kecil yang membentuk kepribadian seseorang seperti sekarang. Bisa baik maupun buruk. Sayangnya, tidak semua orang menyadari tanda inner child terluka akibat peristiwa buruk di masa kecil mereka. Sulitnya menyadari inner child yang terluka, bisa jadi karena peristiwa buruk di masa kecil sudah dianggap sebagai hal yang normal. Sehingga, orang terbiasa mengubur rasa sakit akibat peristiwa tersebut sedalam-dalamnya. Namun, apa yang terkubur di alam bawah sadar seringkali terwujud dalam bentuk perilaku atau tindakan yang mengganggu kehidupan di masa dewasa.

Cara mudah untuk memahami inner child itu dengan membayangkan bagian dari "pikiran/batin kamu" yang mana selama ini menyimpan semua pengalaman emosional kamu sejak kecil. Kemudian, bayangkan inner child ini adalah suatu lensa kecil yang mana kamu gunakan selama ini dalam bersikap. Seperti cara kamu mengambil keputusan, bereaksi/menanggapi suatu hal, juga bisa mempengaruhi hubungan intimasi kamu, dan banyak lainnya.

Ketika ada hal negative terjadi saat kecil---- luka-luka ini bisa terbawa hingga dewasa. Contoh saja suatu hal yang sangat menyedihkan/menakutkan terjadi saat kamu masih kecil, ini bisa menjadi sumber kekuatanmu atau malah jadi luka yang menjadi bagian pada diri kamu, yang akhirnya terbawa hingga dewasa dan mempengaruhi diri kamu dalam bersikap.

Seorang dokter bernama Dr. Nicole berkata, "Saat kita lahir hingga usia 7 atau 8 tahun, "pikiran/batin" kita itu dalam kesadaran yang belum sesempurna sekarang (altered state of consciousness). Ini dinamakan egosentris. Pemikiran egosentris memiliki kecenderungan dimana seorang anak kecil melihat segala sesuatu yang terjadi sehubungan dengan dirinya sendiri (tapi bukan egois/selfish)."

dan seperti yang dilansir dari tulisan salah satu pengguna Quora (Haydi Baswedan), 

" Contoh: Saya anak kecil, dan melihat ayah saya sedih. Saya menawarkan ayah saya untuk bermain dengan mainan favorit saya (karena saya mengira apa yang menghibur saya juga akan menghibur orang dewasa). Karena ayah saya lagi stress, ayah saya menolak. Karena saya anak kecil dan tidak paham apa-apa, "Egosentris" pada diri anak kecil saya berkesimpulan bahwa tolakan ayah saya karena----"ayah tidak suka saya" atau "saya kurang peduli sama ayah saya".

Kembali ke inner child,

  • Ayah saya tampak sedih terus setiap hari setelah pulang kerja, semakin lama semakin sering. Akhirnya, ini menjadi sebuah cerita yang saya terus menerus ceritakan kepada diri saya, "ayah tidak suka saya". "Saya kurang peduli sama ayah saya".
  • Nah, terbawalah hal-hal ini hingga saya dewasa. Sehingga, setelah saya dewasa dan menikah, saya melihat istri pulang kerja dengan wajah yang tidak enak, kesimpulan utama saya adalah "istri saya tidak bahagia bersama saya", atau "saya kurang peduli terhadap isteri saya".
  • Dan tidak harus isteri, mungkin teman saya tidak balas chat saya (karena sibuk atau apalah), tapi kesimpulan utama saya, "teman saya tidak peduli dengan persahabatan kita", atau "saya cuma sampah di mata teman saya". Mau hal ini benar atau tidak, ini diluar konsep inner child. Inner child berkonsentrasi dengan sikap/reaksi/apa yang diproduksi oleh pikiranmu saat kejadian itu terjadi. "

Ini hanya satu contoh, tapi inner child bisa lainnya juga. Seperti Eddie Capparucci menjelaskan bahwa kecanduan seks/konsumsi poronografi bisa dituntaskan dengan menyembuhkan/sadar akan inner child. Ketika peristiwa negatif --- kecil atau besar --- terjadi dalam kehidupan sehari-hari seorang pecandu seks/porn, inner child-nya langsung mencari unit penyimpanan untuk menentukan apakah peristiwa saat ini berkorelasi dengan luka emosional masa lalu. Dan jika dia menemukan yang cocok, kaskade kecanduan bergerak. Kenapa? Karena inner child terperangkap dalam "time warp" yang dikelilingi oleh ingatan yang menakutkan/menyedihkan, dan ketika salah satu titik rasa sakit itu meletus, anak itu ingin mencari kenyamanan. Dan dia telah belajar bahwa seks/porno adalah sumber penenangan yang efektif bagi dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun