Mohon tunggu...
Kayla Apriliani
Kayla Apriliani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Psikoanalisa Sigmund Freud

20 November 2022   13:47 Diperbarui: 20 November 2022   13:50 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sigmund Freud merupakan tokoh yang terkenal dengan aliran psikoanalisis dalam bidang ilmu psikologi. Freud lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg dan meninggal pada 23 September 1939 di London. Pada tahun 1873, ia menempuh Pendidikan Kedokteran di Universitas Wina dan mengambil spesialis di bidang perawatan gangguan saraf karena berminat pada bidang neurologi. Selama di Univ. Wina, ia banyak belajar dengan seorang psikiater bernama Joseph Breuer dan seorang psikiater asal Prancis bernama Jean Charcoat mengenai histeria serta metode hipnosis. Kemudian dari sini Freud merumuskan tentang psikoanalisa, dimana metode penyembuhannya analisis mimpi dan asosiasi bebas. Psikoanalisa merupakan istilah yang dipakai diantaranya untuk menunjukan seluruh pengetahuan psikologi dalam metode penelitian terhadap proses psikis dan teknik untuk menyembuhkan gangguan jiwa pasien neurosis, serta faktor-faktor psikis yang menentukan perilaku manusia.

Beberapa Hal Tentang Psikoanalisa Freud

1. Tujuan Hidup Manusia

  • Mengejar Kesempurnaan : setiap manusia ingin tampil sempurna di hadapan publik untuk mendapat apresiasi positif.
  • Mendapatkan Kenikmatan : dengan adanya kelompok kecil seorang individu berusaha mendapatkan kenikmatan dirinya. Termasuk kebutuhan seksual yaitu bentuk sentuhan dan kenyamanan diri sendiri.
  • Menghindarkan Diri dari Ketidaknikmatan : misalnya menolak proker yang susah, menolak suruhan orang tua. Artinya menolak sesuatu yang merugikan diri atau diri kita ini menghindar dari ketidaknikmatan.

2. Tingkat Kesadaran Manusia  

  • Tak Sadar : terjadi saat mimpi atau saat logika lagi beristirahat. Mimpi itu wujud dari logika kita ataupun trauma yang pernah kita alami dan menjadi mimpi.
  • Pra Sadar : berada diantara sadar dan tidak sadar, wujudnya yaitu ketika melamun, latah, dan saat kepikaran sesuatu namun susah sekali untuk keluar diucapkan.
  • Sadar : logika aktif secara sempurna wujudnya presepsi, pikiran, perasaan, dan ingatan.

3. Struktur Kepribadian 

  • Id (aspek biologi) : dorongan-dorongan, kesakitan, traumatik yang disimpan dalam kotak dan ini akan membentuk perilaku sosial kita.
  • Ego (aspek psikologi) : berkaitan dengan hawa nafsu. Pertarungan antara ingin mengikuti Id atau tidak.
  • Super Ego (aspek sosial) : bagian dari pengendalian diri kita karena manusia bertindak sesuai dengan norma/moral yang ada di masyarakat.

Pengaruh dari ego dan superego yang mendominasi diri individu akan berdampak seperti individu yang lebih di dominasi ego akan menjadi Psikopat (bertindak tidak memerhatikan nilai/norma), sedangkan diri individu yang di dominasi super ego akan menjadi Psikoneurose (tidak dapat menyalurkan sebagian besar dorongan keinginannya). Kesadaran, pra sadar, ketidaksadaran, id, ego, super ego bekerja dengan baik karena adanya energi psikis yang berasal dari makanan dan disimpan dalam insting-insting.

4. Insting Dalam Diri Manusia 

  • Insting Hidup (Eros) : dorongan yang menjamin survival dan reproduksi wujudnya menjadi diri sendiri, kebaikan, kebahagiaan, kesenangan, berteman dan lainnya.
  • Insting Mati (Thanatos) : dorongan yang bersifat destruktif dengan wujud menggerakan kerusakan, keburukan, kebencian, dan permusuhan.

5. Mekanisme Pertahanan 

Mekanisme pertahanan adalah strategi yang dipakai individu untuk bertahan melawan ekspresi impuls id serta menentang tekanan super ego yang bekerja di ketidaksadaran (selalu menolak, memalsu, memutar balikan kenyataan). Mekanisme pertahanan ini melindungi manusia dari kecemasan yang berlebihan, terdapat tiga macam kecemasan sebagai berikut :

  • Kecemasan Realistik : takut atau khawatir terhadap sesuatu hal yang belum terjadi.
  • Kecemasan Neurotik : takut pada orang yang lebih dewasa/lebih tua, orang yang punya power lebih atau berkuasa.
  • Kecemasan Moral : takut terhadap nilai dan norma yang sudah tertanam di diri seseorang sejak kecil yang berasal dari keluarga atau masyarakat.

Selain itu, ada sembilan jenis makanisme pertahanan yang dilakukan manusia yaitu :

  • Represi : menekan segala sesuatu (ide, ingatan) yang dapat menimbulkan kecemasan.
  • Pembentukan Reaksi : mencoba mencari sugesti untuk tetap tenang atau yang tadinya negatif menjadi positif. Misalnya benci menjadi cinta dan lainnya.  
  • Proyeksi : meredakan kecemasan dengan mencari perbandingan dari luar dirinya sehinggan seolah ancaman itu terproyeksi di orang lain.
  • Pemindahan Reaksi : melampiaskan perasaan tertentu pada orang ketiga.
  • Rasionalisasi : menganggap tindakan negatif atau yang dilarang super ego namun dicarikan pembenarannya sehingga tindakan itu benar.
  • Supresi : ketika marah atau kesal kita mengalihkannya ke sesuatu yang membuat nyaman seperti mendengarkan musik, menggambar, atau sesuatu yang bisa membuat kita lebih tenang.
  • Sublimasi : bersifat eksternal biasanya melakukan sesuatu yang buruk namun dibenarkan oleh budaya. Misalnya pembunuhan dalam perang, memukul dalam olahraga tinju, dll.
  • Kompensasi : menutupi kelemahan di satu bidang dengan berprestasi dibidang lainnya.
  • Regresi : memundurkan diri kembali ke tahap perkembangan yang lebih rendah. Misalnya kekanak-kanakan saat menginginkan sesuatu.

6. Perkembangan Kepribadian (Seksualitas)

  • Fase Oral (0-3 tahun) : misalnya bayi yang menyusu ke ibu langsung (dimulut). Ketika menyusui bayi harus sesuai kebutuhan si bayi karena asi yang kelebihan terpenuhi akan menyebabkan anak tumbuh dengan senang mengumpulkan pengetahuan, harta benda namun gampang ditipu. Sedangkan asi yang kurang terpenuhi bayi akan tumbuh dengan senang berdebat, sarkastik, senang makan, merokok, dll.
  • Fase Anal (1-3 tahun) : sensasi yang terjadi ketika anak sedang pup (di dubur). Tahap ini membentuk kontrol diri atau penguasaan diri.
  • Fase Falis/Phalic (6-7 tahun) : kenikmatan seksnya terdapat pada alat kelamin. Timbul permusuhan/kecemburuan terhadap orang tua.
  • Fase Latent (7-8 tahun & 12-13 tahun) : mengembangkan kemampuan sublimasi yaitu menggantikan kepuasan libido dengan kepuasan nonseksual. Tahap ini juga membentuk cara anak bersosialisasi/kontak sosial. Biasanya ditandai anak lebih memilih mengikuti banyak kegiatan di sekolahnya.
  • Fase Genital (12 tahun -- dewasa) : pada fase dimana seseorang sudah terbentuk secara sempurna seksualitasnya. Terdapat dorongan seksual seperti individu sudah mulai menyukai lawan jenis, pacaran, pegangan tangan dan lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun