Mohon tunggu...
Kayla Apriliani
Kayla Apriliani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Georg Simmel

26 September 2022   20:27 Diperbarui: 26 September 2022   20:48 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Georg Simmel 

Georg Simmel lahir pada tanggal 1 Maret 1858 di Berlin, Jerman. Ia kuliah di Universitas Berlin pada tahun 1876 dan mempelajari berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti psikologi, sejarah, filsafat, dan bahasa italia). Selain itu, Simmel juga ikut bersumbangsih besar menjadi salah satu tokoh dalam perkembangan keilmuan sosiologi. Karya besar dari pemikiran Simmel yang sangat terkenal yaitu "The Philosophy of Money" tahun 1900-an. Karyanya ini menjelaskan tentang bagaimana konsep uang itu bermain dan bekerja. Lalu pada tahun 1918 Simmel meninggal dunia.

Sosiologi Simmel         

Simmel merupakan sosiolog yang dikenal sebagai pelopor kajian mengenai "ruang sosial". Menurut Simmel di ruang sosial terdapat berbagai macam proses produksi dan reproduksi dari dinamika yang terjadi di masyarakat. Ia berusaha menjelaskan mengenai aspek relasionis yang menjadi ciri-ciri dari masyarakat. 

Dalam konteks lainnya, menurut Simmel sosiologi merupakan studi tentang bentuk-bentuk interaksi, namun fokus pada bentuk asosiasi. Asosiasi adalah proses interaksi yang di dalamnya terlibat menjadi anggota masyarakat. Jadi, dalam proses asosiasi itu individu melebur, menyatu, berinteraksi dan melakukan kontak sosial dengan masyarakat, kemudian nantinya akan  diterima menjadi bagian anggota masyarakat tersebut. Contoh kegiatan proses asosiasi yang sederhana yaitu Kerja Bakti atau dalam tradisi contohnya Tahlillan, Tujuh Bulnan, dll. 

Menurut Simmel, hal ini merupakan bagian dari mekanisme reproduksi ruang sosial yang diciptakan dalam masyarakat sehingga menjadi ciri dari masyarakat tersebut. Misalnya, di daerah A jarang dilaksanakan kerja bakti sebaliknya di daerah B rutin dilaksanakan kegiatan itu. Oleh karena itu, menurut Simmel setiap ciri-ciri dari masyarakat akan terlihat dari proses mereka membangun ruang sosialnya.

Bagi Simmel terjadinya proses asosiasi ini didasari oleh kebudayaan dan uang. Kebudayaan disini yaitu sebuah tradisi. Suatu masyarakat tidak akan melakukan hal yang belum menjadi tradisi di kehidupan masyarakat tersebut. Misalnya tradisi di masyarakat Toraja ketika ada anggota keluarga yang meninggal mereka akan merayakan dengan menggunakan kerbau. Berbeda dengan tradisi di daerah lainnya perayaan kematian dengan minum minuman keras. 

Oleh karena itu, tradisi di masyarakat akan berbeda-beda satu sama lain, dan hal ini merupakan dasar dari kebudayaan. Selain itu, Uang juga berperan dalam membentuk asosiasi. Contohnya, di tahun 90-an anggota masyarakat ikut dalam kegiatan Siskamling, namun di tahun 2000-an masyarakat mulai mengurangi kegiatan itu dan berganti dengan menggunakan jasa Satpam atau Security, yang nantinya jasa itu akan ditukar dengan uang. Jadi, uang sebagai nilai transaksi dari proses interaksi antara satu individu/anggota masyarakat dalam ruang sosial. Karena itu, Kebudayaan dan Uang merupakan produk dan melekat dari asosiasi.

Masyarakat, Ruang dan Waktu 

Masyarakat dapat bekerja dalam kerangka ruang dan waktu. Dalam konteks individu, masyarakat bisa beraktivitas di satu daerah (Ruang) yang berbeda. Misalnya, A dibesarkan dalam lingkungan yang taat agama kemudian dia merantau ke suatu daerah yang anggota masyarakatnya terbiasa kumpul dan minum minuman keras. Minum tidaknya A tergantung dirinya, apakah ia ingin beradaptasi dengan masyarakat tempat tinggalnya atau cukup datang tetapi tanpa minum minuman keras itu. 

Namun jelas proses adaptasi itu bagian dari menyesuaikan interaksinya dalam ruang. Lalu masyarakat bekerja dalam Waktu yaitu berkaitan dengan perioderisasi zaman. Contohnya di zaman saat orang tua kita remaja sekitar tahun 80-an belum mengenal yang namanya handphone dan teknologi, jadi ketika ingin makan sesuatu ia langsung datang ke warung/restoran makanan tersebut, namun di zaman sekarang sudah ada handphone dan teknologi yang semakin maju saat ini orang tua kita mulai menggunakan aplikasi untuk pesan makanan tanpa harus datang lagi ke warung/restoran secara langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun