Mohon tunggu...
Joko Lodang
Joko Lodang Mohon Tunggu... -

Akun ini dikelola oleh kuartet Sarjono, Eko, Marcello, dan Endang (disingkat JOKO LODANG). Kami berempat menolak hegemoni oleh siapapun dan dari apapun.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa Pro-Pemilihan Memilih Diam?

5 Oktober 2011   07:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:19 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dominasi wacana penetapan Sultan sebagai gubernur DIY telah menyingkirkan secara sepihak mereka yang sebenarnya pro-pemilihan. Bagaimana tidak? Mereka yang pro-penetapan (protap) lebih mengedepankan kekerasan secara verbal, psikologis, dan bahkan fisik kepada mereka yang berseberangan pendapat.

Kekerasan verbal diungkapkan dalam bentuk umpatan dan tuduhan bahwa yang menghendaki pro-pemilihan adalah para pengkhianat sejarah, bahkan juga “misuh-misuh”. Kekerasan psikologis dalam bentuk intimidasi dan ancaman pengusiran warga dari tanah milik Kraton. Kekerasan fisik disimbolkan dengan acungan ketapel dan bambu runcing bagi mereka yang berbeda pendapat.

Pantas saja yang pro-pemilihan menjadi laten, tidak pernah manifes seperti halnya gerakan orang-orang pro-penetapan itu. Gerakan pro-penetapan jelas-jelas berani kencang karena memang ada yang mendanai. Sementara mereka yang pro-pemilihan memang berangkat dari kesadaran, tanpa bayaran, betul-betul karena melihat Jogja di masa depan, bukan masa kini.

Tapi lambat laun, banyak yang dikecewakan dengan sikap Sultan dan Kraton yang tidak pernah jelas keberpihakannya kepada rakyat Jogja. Apalagi di setiap pilkada di DIY, Sultan dan keluarganya ikut “cawe-cawe” segala padahal rakyat menganggapnya sebagai pengayom seluruh elemen.

Pro-pemilihan memang diam, tapi bisa jadi mereka adalah the silent majority, mayoritas rakyat mendukung pemilihan gubernur, BUKAN PENETAPAN!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun