Mohon tunggu...
Joko Lodang
Joko Lodang Mohon Tunggu... -

Akun ini dikelola oleh kuartet Sarjono, Eko, Marcello, dan Endang (disingkat JOKO LODANG). Kami berempat menolak hegemoni oleh siapapun dan dari apapun.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jogja Tidak Defisit Kepemimpinan

5 Oktober 2011   10:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:18 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sultan boleh merasa lega masih bisa bercokol di Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat ini setelah pemerintah pusat memperpanjang jabatannya sebagai gubernur. Tapi rasa-rasanya kelegaan Sultan boleh jadi hanya sementara saja karena pada akhirnya pemilihan gubernur untuk DIY di depan mata. Pemilihan Gubernur DIY hanya soal waktu saja.

Lebih baik mulai dari sekarang, kita sebagai warga Jogja yang gandrung dengan demokrasi dan anti-kemunafikan, mulai menyiapkan kader-kader terbaik yang dimiliki oleh Jogja untuk mengusung calon-calon gubernur selanjutnya. Inilah saatnya kita berhenti berharap dengan pepesan kosong penetapan, dan menghargai diri sendiri bahwa warga Jogja itu punya potensi pemimpin yang lebih layak dibandingkan Sultan atau kerabatnya.

Herry Zudianto, Idham Samawi, dan Yuni Satia Rahayu adalah beberapa nama yang kami pandang sangat potensial untuk memimpin propinsi istimewa kita ini. Herry adalah walikota Jogja dua periode dan terbilang sangat sukses memimpin Jogja dari tahun 2001-2011. Dalam kurun waktu 10 tahun itu, sebanyak 75 penghargaan dari berbagai kalangan diraihnya, termasuk Bung Hatta award tahun lalu.

Idham Samawi, seorang nasionalis sejati yang menjadi bupati Bantul selama dua periode berturut-turut juga sangat mumpuni untuk menggeser posisi Sultan sebagai gubernur DIY berikutnya. Jika tidak terganjal kasus korupsi yang sedang dibidik KPK, maka Idham merupakan sosok yang paham betul dengan pembangunan DIY ke depan karena prestasinya memimpin Bantul layak diacungi dua jempol. Keberpihakannya terhadap rakyat jelas terlihat seperti pada kebijakan dia membeli padi, jagung, hasil tani dari petani Bantul dengan harga tinggi.

Yuni Satia Rahayu, atau sering dikenal dengan Yuni Sara, adalah wakil bupati Sleman yang berlatar belakang aktivis sebelumnya. Walaupun belum banyak terdengar kiprahnya menorehkan prestasi di Sleman, tapi stok kepemimpinan perempuan di Jogja ini lumayan bagus untuk diangkat menjadi gubernur DIY berikutnya. Sosok perempuan yang kalem namun gigih memperjuangkan kebijakan pro-rakyat di Sleman ini menjadi nilai tambah Yuni Sara untuk menggantikan Sultan.

Jogja tidak miskin kader. Jogja tidak mengalami defisit kepemimpinan. Jogja bukan propinsi jadi-jadian. Jogja istimewa justru jika berhasil mendorong pemilihan gubernur dengan sesegera mungkin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun