Mohon tunggu...
Kautsar Luthfian Ramadhan
Kautsar Luthfian Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Kimia, Nikmati juga konten menarik SpotiCay di platform lainnya (Instagram, Youtube, Spotify, Tiktok)

Teknik Kimia | Pengetahuan | Kisah Pribadi | Opini |

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Rashomon Effect, Kondisi di Mana Kebenaran Subjektif Mempengaruhi Penalaran Setiap Orang

6 Juli 2021   20:10 Diperbarui: 7 Juni 2022   07:43 2604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana Anda Tahu apa yang benar? Rashomon Effect Kondisi dimana Kebenaran subjektif mempengaruhi penalaran orang

kabarin.co.id
kabarin.co.id
Seorang samurai ditemukan tewas di hutan bambu yang sepi. Banyak orang berdebat akan spekulasi mereka masing masing mengapa samurai itu mati. Lalu, beberapa saksi kejahatan yang diketahui menceritakan kejadian versi mereka masing masing tentang peristiwa tewasnya samurai. 

Tetapi ketika mereka masing-masing menceritakan kisah mereka, menjadi jelas bahwa setiap kesaksian masuk akal, namun berbeda. Dan setiap saksi yakin pada dirinya sendiri. Ini adalah premis dari "In a Grove," sebuah cerita pendek yang diterbitkan pada awal 1920-an oleh penulis Jepang Rynosuke Akutagawa.

Meskipun banyak yang tahu kisah tentang perspektif  orang orang yang bertikai ini dengan nama yang berbeda yaitu "Rashomon Effect". Pada tahun 1950, pembuat film Jepang Akira Kurosawa mengadaptasi dua cerita Akutagawa menjadi satu film berjudul Rashomon. 

Film ini memperkenalkan dunia pada metafora budaya abadi yang telah mengubah pemahaman kita tentang kebenaran, keadilan, dan ingatan manusia. 

Rashomon Effect menggambarkan situasi di mana beberapa individu memberikan laporan yang berbeda secara signifikan tetapi sama-sama dapat dibayangkan dari peristiwa yang sama.

Hal ini Sering digunakan untuk menyoroti ketidakpercayaan saksi mata, Rashomon Effect biasanya terjadi dalam dua kondisi tertentu.

Pertama: tidak ada bukti untuk memverifikasi apa yang sebenarnya terjadi.

Dan Kedua: ada tekanan untuk mencapai penutupan suatu kasus,

Hal ini sering kali terjadi pada figur otoritas (Polisi, tim otopsi, krimonologi dan detektif) yang mencoba mengidentifikasi kebenaran definitif. Tetapi Rashomon Effect merusak gagasan tentang kebenaran objektif tunggal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun