Mohon tunggu...
Katherine Kat
Katherine Kat Mohon Tunggu... Freelancer - Wife, Mom & Self-employed

Tinggal di Toorak, VIC dan Jawa Tengah, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Insiden KRL: Seburuk Itukah Pengaruh Lingkungan Terhadap Perilaku Manusia?

20 April 2014   02:33 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:27 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika benar bahwa kondisi lingkungan begitu besar pengaruhnya terhadap seseorang maka masalah bangsa ini memang sangat kompleks. Sebab ketika muncul kasus di KRL baru-baru ini antara remaja dan ibu hamil tak sedikit pula yang berpendapat bahwa sikap tidak peduli dan kasar tersebut adalah cerminan dari hasil sistem pendidikan di Indonesia yang hanya menekankan pada kemampuan akademis.

Di satu sisi saya pikir ada benarnya, sebab ambil contoh saja di Negara Bagian Victoria anak-anak setara TK dan SD belum banyak dibebani dengan pendidikan yang tujuannya mengasah kemampuan akademis, namun hal-hal yang sifatnya mendewasakan kepribadian dan etika mendapat porsi yang sangat besar pula.

Dispilin dan ketertiban dalam mengantri, membuang sampah pada tempatnya bahkan baru-baru ini anak usia SD pun mendapat tambahan pelajaran mengenai etika bersosialisasi di internet dan jejaring sosial adalah beberapa contohnya.

Para guru lebih concern ketika seorang anak terlambat dalam perkembangan karakter serta kepribadiannya ketimbang terlambat dalam belajar matematika misalnya.

Sebaliknya di Indonesia anak TK sudah diajarkan baca tulis serta berhitung, lebih parah lagi ketika masuk SD pun harus melewati ujian.

Dalam sebuah perbicangan dengan sesama orang tua pada suatu kesempatan, teman-teman yang tinggal di Jakarta juga menyatakan keprihatinan serupa. Beberapa teman merasa bersyukur sebab mampu menyekolahkan anaknya ke sekolah elit di Jakarta yang tidak memaksakan pembelajaran akademis kepada anak-anak usia TK dan SD, namun pada saat yang sama beberapa teman juga merasa resah karena hanya mampu menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah biasa yang menekankan pembelajaran akademis pada anak-anaknya.

Pernah kami para orang tua yang tinggal atau pernah tinggal di Australia berpendapat bahwa dalam pengamatan kami orang Asia (bukan hanya Indonesia) sebenarnya tak kalah pintar dari para bule di Aussie, hanya saja soal kematangan mental serta kepribadian harus diakui masih kalah jauh.

Orang Asia jika dibandingkan orang Barat kentara sekali kekanak-kanakan, suka mencari perhatian, bersembunyi di balim harta atau jabatan dan sebagainya. Sementara orang Barat tampak lebih stabil dan mantap. Dari pengamatan tersebut kami menilai bahwa sistem pendidikan lah salah satu penyebabnya.

Karakter dan kepribadian tidak pernah menjadi titik berat dalam sistem pendidikan di Indonesia, sebaliknya tes, ujian, UN seolah-olah menjadi fokus dan titik berat bagi para siswa.
Lebih buruk lagi, kondisi ini turut melarutkan orang tua dengan memaksa anak-anaknya untuk mengikuti les, bimbel dan lain sebagainya. Sehingga seolah sebagian besar waktu anak pada masa perkembangan kepribadian dan mentalnya dipusatkan pada hal-hal akademis saja.

Mungkin karena karakter dan kepribadian tidak pernah menjadi titik berat itulah yang menjadikan bangsa Asia tak kalah pintar dari bule, namun pada saat yang sama kalah dalam kedewasaan.

Salah satu bentuk ketidakdewasaan mayoritas orang Asia adalah mengagung-agungkan hal-hal yang sifatnya artificial seperti jabatan, harta dan sebagainya. Di Melbourne yang keberagaman penduduknya sangat tinggi ketimpangan ini makin kentara. Dan jika memang ada orang (ras) Asia yang sikapnya tidak demikian biasanya mereka lahir di Australia atau bahkan sudah turun temurun berada di Australia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun