Mohon tunggu...
Katharina Lani
Katharina Lani Mohon Tunggu... Freelancer - Faculty of Agribusiness

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hidroponik di Hotel

17 September 2018   21:22 Diperbarui: 17 September 2018   21:58 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
finansialku.commenanam-hidroponik

Teknik bercocok tanam secara hidroponik memang sudah banyak diterapkan oleh masyarakat luas, di Indonesia sendiri sudah sangat banyak kegiatan pertanian menggunakan metode hidroponik. 

Dengan ditemukannya teknik bercocok tanam hidroponik ini dapat memecahkan masalah dalam pertanian yaitu lahan yang sempit dan pasokan air yang terbatas. Pada awalnya kegiatan ini hanya dilakukan beberapa orang namun dengan berbagai perkembangannya banyak orang yang menerapkan kegiatan ini sebagai hobi bahkan pekerjaan. 

Teknik hidroponik dianggap menguntungkan karena kita tidak memerlukan lahan yang luas untuk dapat menerapkannya, bahkan di lahan yang sempit sekalipun kita dapat bercocok tanam. Hidroponik dapat dilakukan di berbagai tempat, seperti halaman rumah, rooftop gedung, rooftop rumah, hotel, dll.

     Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.

     Hidroponik sendiri berasal dari kata Yunani yaitu "hydro" yang berarti air dan "ponos" yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik dapat diartikan juga sebagai budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam.

    Hidroponik memiliki berbagai macam jenis, yaitu kultur air statis, aeroponik, bioponik, bubbleponics, dll. Kultur air statis atau static solution culture memiliki pengertian hidroponik dengan air statis yang mana airnya diam dan tidak mengalir, dimana akarnya secara  terus-menerus tercelpu air yang diletakkan pada wadah berisi larutan nutrien. 

Di Indonesia, teknik ini lebih dikenal sebagai teknik apung dan sistem sumbu, dan teknik ini merupakan jenis yang paling sederhana dari semua jenis hidroponik. Wadah larutan hidroponik sendiri dapat menggunakan berbagai macam alat, seperti gelas, toples, ember, bak air, dll. Media tanam yang dapat digunakan dalam kegiatan hidroponik adalah arang sekam, spons, sabut, batu apung, pasir, kerikil, serbuk kayu, dll.

     Aeroponik, salah satu jenis hidroponik, merupakan sistem yang akarnya secara berkala dibasahi dengan butiran-butiran larutan nutrisi. Aeroponik telah terbukti sukses secara komersial untuk produksi benih kentang, perkecambahan biji, produksi tomat, dan tanaman daun. Bercocok tanam dengan aeroponik meawarkan kemampuan petani untuk mengurangi penyebaran penyakit dan patogen. 

Aeroponik sendiri banyak digunakan dalam penelitian laboratorium fisiologi tanaman dan patologi tanaman. Yeknik aeroponik mendapat perhatian khusus oleh NASA karena kabut lebih mudah untuk ditangani daripada menangani cairan di tempat tanpa gravitasi.

    Berikut ini merupakan keuntungan dari teknik hidroponik, yaitu tidak membutuhkan tanah, pengendalian nutrisi lebih sederhana sehingga nutrisi dapat diberikan secara lebih efektif dan efisien, relatif tidak menghasilkan polusi nutrisi ke lingkungan, memberikan lebih banyak hasil, steril dan bersih, media tanam dapat digunakan berulang kali, tanaman tumbuh lebih cepat, air akan terus bersirkulasi di dalam sistem, serta bebas dari tumbuhan penggagu (gulma).

     Tampaknya NASA juga memanfaatkan hidroponik pada program luar angkasanya. Ray Wheerler, seorang ahli fisiologi tanaman di Laboratorium Space Center Space Life Science, Kennedy, percaya bahwa hidroponik akan berkontribusi membuat kemajuan dalam perjalanan luar angkasa. Dia menyebutkan sebagai sistem bioregenerative life support (Anna Heiney, "Farming for the Future").

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun