Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ya Ampun, Manusia Diseret Bak Boneka

9 Agustus 2013   10:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:29 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bandung, 5 Agustus 2013, peristiwa sadis mengerikan terjadi. Sesosok manusia diseret ratusan meter dengan menggunakan motor di jalanan rusak. Setelah sebelumnya dianiaya. Lalu diakhiri bacokan mematikan.

Dua orang pelaku bertubuh besar dan kecil belum diketahui identitasnya. Polisi masih menduga-duga siapa gerangan pembunuh sadis itu.

Sementara korban sudah diketahui. Seorang wanita berparas cantik berumur 30 tahun. Sisca Yofie namanya.

Entah motif apa yang melatar-belakangi perbuatan keji ini. Tubuh manusia diseret bak boneka di jalanan tanpa rasa dan takut . Ya ampun! Apakah sudah kehilangan sifat manusianya?

Bagaimana dengan rasa kemanusiaan yang ada pada kita? Merinding, bergetar,  biasa saja atau malah masih bisa menertawakan?

Banyak peristiwa keji tersaji setiap harinya. Nurani kita mengalami ujian. Apakah semakin peka atau kehilangan rasa.

Dulu-dulu, membaca atau mendengar berita pembunuhan bulu kuduk sudah berdiri sendirinya. Bergidik. Nafas tercekat. Nurani masih peka. Mudah tersentuh dan terharu.

Berita tentang kelaparan nun jauh di Ethiopia tanpa sadar dapat membuat air mata menetes. Hati menjerit. Tak tega. Dalam hati diam-diam berdoa sebagai ungkapan empati.

Seiring berjalannya waktu. Lama-lama perasaan peka mulai tergerus. Mulai tak peduli dan kehilangan empati. Membaca berita pembunuhan malah bisa menjadi beita hiburan.

Kabar kelaparan tak usah di Afrika. Di sekitar kita pun tak sampai membuat kita meringis. Malahan menyalahkan pemerintah dan tetap berpangku tangan.

Kembali ke kasus sadis pembunuhan Sisca Yofie. Sungguh mengoyak perasaan dan bikin bulu roma merinding bagi sebagian orang yang nuraninya masih memiliki 'sinyal'. Masih ada getaran rasa kemanusiaan. Menyesali peristiwa ini bisa terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun