Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tuhan: Kepastian dan Ketidakpastian

24 Agustus 2011   08:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:30 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hidup ini tidak pasti dan kematian itu pasti atau hidup ini pasti dan kematian itu tidak pasti? Atau hidup ini tidak pasti dan kematian juga tidak pasti? Bisa juga hidup ini pasti dan mati juga pasti? Atau hidup dan mati itu adalah ketidakpastian?

Ada kemungkinan lainnya?

Bisakah dikatakan, bahwa kepastian dan ketidakpastian itu ada karena adanya pikiran semata?

Adakah kebenaran mutlak yang bisa menjelaskan tentang kehidupan dan kematian ini manusia?

Jujur saja bila bicara tentang kepastian dan ketidakpastian, bahkan Tuhan sendiri merupakan kepastian dan ketidakpastian.

Mengapa?

Karena sampai saat ini kebenaran mutlak tentang keberadaan Tuhan masih simpang siur. Mungkin saya sedikir ngawur, tapi inilah kenyataan yang ada. Kaum agama boleh 100 persen percaya dan menyakini tentang adanya Tuhan dengan segala bukti dan perumpamaan. Walau belum pernah melihat sosok Tuhan yang sesungguhnya.

Di lain pihak, tak sedikit orang-orang pintar juga percaya dan yakin 100 persen Tuhan itu tidak ada dengan segala bukti-bukti ilmiah. Apalagi memang Tuhan belum pernah menampakkan diriNya.

Masih ada lagi yang mengatakan, bahwa hanya percaya 1 persen saja Tuhan itu ada, dan kemungkinan 99 persen itu tidak ada.

Kaum agama boleh saja berteriak dan mengutuk orang-orang yang tidak percaya Tuhan atau atheis ini dengan sumpah serapah. Sebaliknya kaum atheis ini juga tak hentinya tertawa atas kebodohan kaum agama yang memercayai dan meyakini sesuatu yang sebenarnya tidak ada.

Kaum agama tentu saja merasa merekalah yang palin benar dengan membawa bukti kitab-kitab suci. Namun kaum atheis pun tidak sedikit memberikan bukti-bukti ilmiah tentang ketiadaan Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun