Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Standar Ganda Tentang Kesalahan

23 November 2012   03:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:48 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ketika kita sendiri yang melakukan kesalahan kita bisa melakukan pembelaan seakan itu bukan kesalahan. Tetapi pada saat orang lain melakukan kesalahan yang sama dengan enteng kita menyalahkan.
Pranggg.... Terdengar suara piring jatuh di dapur. Seorang bapak bersama anak lelakinya yang sedang menonton televisi di ruang depan saling berpandangan.

Bapaknya bertanya,"Kira-kira siapa ya yang memecahkan piring?"

Si anak diam sejenak dan dengan senyum-senyum menjawab,"Pasti Ibu yang memecahkan piringnya!"

"Kenapa kamu begitu yakin?" tanya bapaknya penasaran.

"Soalnya tidak terdengar suara Ibu yang marah-marah. Kalau Adik yang memecahkan, pasti sudah terdengar omelan Ibu!" jawab si anak meyakinkan.

Di dapur, si ibu yang menjatuh priring hanya berkata,"Aduh, Ibu tidak sengaja!"

Sebagai orang tua atau atasan, kita memang dengan mudah menerapkan standar ganda dalam hal menyalahkan.

Untuk kesalahan yang sama, bisa disikapi dengan cara yang berbeda. Bila kita yang berbuat salah, maka ada begitu banyak alasan untuk membenarkan dan dianggap tidak apa-apa.

Tetapi bila orang lain, maka amarah segera memuncak. Tidak ada alasan untuk membela diri.

Sama halnya dengan atasan, bila anak buah yang melakukan kesalahan adalah wajar untuk disalahkan. Namun bila diri yang melakukan, ia tidak mau disalahkan.

Saat bawahan yang berbuat salah, atasan akan berteriak,"Kamu ini lupa terus, otak kamu bebal amat sih?!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun