Ehm. . . Duduk sendiri dibelakang rumah Sepanjang mata memandang sawah luas membentang Ada kesejukan yang tertanam Begitu banyak keindahan didalamnya Para petani sibuk dengan urusannya Bekerja keras menandur padi Yang akan menjadi makanan kita nantinya Begitu susah payah Sejak pagi hingga petang bergelut disawah Bermandikan peluh Berlulurkan lumpur Melihat semua itu, hadirkan sebuah kesadaran dan tanya Masih pantaskah kita secara rela mensia-siakan nasi yang telah ada di meja kita? Berapa kali sudah kita membuang nasi? Atau itu sudah menjadi kebiasaan kita? Tak ingatkah bahwa sebutir nasipun sungguh berarti adanya? Bila sebutir padi ditanam kembali Masih akan menghasilkan , sepuluh, seratus, seribu , atau bahkan sampai tak terhingga biji Bijaksanalah memandang pada sebiji nasi bagai permata Hingga tak akan tega lagi membuangnya Walau sebiji saja Ehm. . , jangan tertawakan hal yang sepele ini, hai kawan! Tapi sediakan waktu untuk merenungkannya Pasti dilain waktu engkau akan menemukan maknanya!