Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Preman Berjubah

8 Mei 2012   01:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:34 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kekerasan ada di mana-mana. Selagi manusia tidak kuasa mengendalikan dirinya. Kekerasan akan menjadi senjata.

Orang-orang yang suka melakukan kekerasan preman namanya. Kalau para berandal yang bertato melakukan tindakan premanisme itu biasa. Karena memang hidup mereka.

Tetapi di negeri tercinta. Negeri para suci dan beragama. Indonesia. Premanisme merajalela.

Bisa bebas dilakukan aparat negara. Yang seharusnya melindungi rakyatnya. Bisa juga dilakukan para siswa. Tak mau kalah para suporter sepakbola. Premanisme memang ada di sekitar kita.

Kini hadir preman berjubah namanya. Melakukan kekerasan atas agama. Nama Tuhan dibawa-bawa. Menunjukkan bahwa mereka paling benar sedunia.

Para polisi pun tak berdaya. Malahan ikut membela. Dengan berbagai argumen yang bikin geleng-geleng kepala.

Tetapi sebenarnya ini sudah biasa. Para aparat lebih membela yang berkuasa.

Kekerasan itu tidak boleh ada. Apapun alasannya. Apalagi dilakukan oleh kaum beragama. Karena agama ada adalah untuk mendamaikan dunia. Mengikis kekerasan yang ada pada manusia.

Bila ada sebagian kaum agama yang melakukan kekerasan dengan bangga. Itu lucu dan bikin tertawa. Mengingkari kebenaran yang ada.

Namun tidak sedikit yang menjadi buta. Tertipu oleh label agama. Mentang-mentang kekerasan itu dilakukan oleh preman berjubah sama dengan agamanya. Mati-matian membela.

Kalau kesadaran ada. Bukankah sesungguhnya tidak ada ajaran kekerasan dalam agama? Semua agama mengajarkan damai dan cinta. Itulah kebenarannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun