Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pamer Kelebihan Vs. Menyembunyikan Pencapaian = Bikin Ketawa

7 Januari 2012   06:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:13 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13259351711254225968

Kita memang seringkali lebih pintar dan suka menilai orang lain, tetapi bodoh dan cuek untuk berintrospeksi diri.Kita selalu memandang orang lain salah dan diri kitalah yang paling benar. Padahal halitu justru menunjukkan kebodohan dan ketidaksadaran kita.

Setiap membaca tulisan yang menceritakan tentang pencapaian dan kelebihan penulisnya. Saya suka tertawa sendiri.

Dilain waktu, membaca tulisan yang penulisnya yang sangat merahasiakan tentang pencapaian dan kelebihannya. Kata kerennya low profile. Saya juga suka tertawa.

Kenapa saya mesti tertawa? Loh, memang tidak boleh? Kan saya orang gila! Bukankah orang gila sukanya tertawa?

Secara umum kita suka mencibiri orang yang mengungkapkan tentang kelebihan dan pencapaiannya. Sebaliknya kita begitu menyanjung orang yang bersikap rendah hati. Tidak suka memamerkan kelebihan dan pencapaiannya.

Sebenarnya baik atau tidak baik. Tidak mungkin kita hanya bisa menilai dari permukaan. Apakah yang tampak itu adalah murni cerminan jiwa seseorang?

Orang boleh saja membanggakan pencapaian dan kelebihannya. Menuliskannya agar diketahui orang. Demi untuk memotivasi orang lain atau menyombongkan diri.

Apa urusannya dengan kita? Apakah mengganggu pikiran kita? Kalau iya, berarti ada yang salah dengan pikiran kita.

Apa salahnya seseorang menikmati pencapaiannya dan diketahui orang? Belum tentu bertujuan untuk pamer kesombongan.

Tak perlulah untuk spontan memvonis orang lain yang memamerkan kelebihan dan pencapaiannya sebagai bentuk kesombongan. Siapa tahu ada niat mulia dibaliknya?! Tidak ada niat untuk menyombongkan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun