Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebenaran Sejati

4 Oktober 2012   11:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:16 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kebenaran sejati. Apakah itu kebenaran sejati? Adakah kebenaran sejati? Di manakah kebenaran sejati itu?

Ketika kita berbicara tentang kebenaran sejati, bisa saja muncul berbagai versi. Lalu apakah tetap bisa dikatakan sebagai kebenaran sejati?

Padahal pada hakekatnya kebenaran sejati itu tidak bisa diungkapkan dan dibicarakan hanya dengan kata-kata. Karena selanjutnya bisa saja menimbulkan perdebatan tiada habisnya. Lalu kehilangan kesejatiannya.

Bila tak diungkapkan dan dibicarakan. Lalu bagaimana kita mengetahui kebenaran sejati itu?

Kata-kata dan bahasa hanyalah menuntun kita kepada kebenaran sejati.

Dari dahulu kala sampai jaman sekarang pencarian belum berhenti untuk menemukan kebenaran sejati.

Melalui kitab suci, perenungan atau meditasi adalah bertujuan membangkitkan kesadaran untuk mengerti kesejatian diri. Di sirulah kita akan menemukan kebenaran sejati yang hakiki

Kebenaran sejati sesungguhnya ada di dalam setiap diri manusia. Ada yang sadar, ada yang tidak menyadari.

Untuk itulah perlu adanya penyadaran agar kita dapat menemukan kebenaran sejati itu.

Apakah kebenaran sejati itu? Di makakah keberadaannya?

Kebenaran sejati itu adalah Hati Nurani. Sumber segala kebenaran yang sudah ada sejak kita dilahirkan bersemayam di dalam diri kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun