Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Final Ideal: Tiki-Taka Kontra Catenaccio

1 Juli 2012   11:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:22 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1341141470746618807

[caption id="attachment_198188" align="alignnone" width="320" caption="tiki-taka versus catenaccio//bola.net "][/caption]

Setuju tidak setuju Final Euro 2012 merupakan final yang sangat layak dan ideal. Karena kedua tim mencatat hasil yang hebat. Tidak terkalahkan dalam perjalanan menuju final.

Spanyol yang melakoni 13 Laga mencatat 11 kali menang dan dua kali imbang.
Italia sendiri dari 15 partai menorehkan 10 kemenangan dan seri 5 kali.

La Furia Roja yang mengusung sepak bola menyerangnya, tiki-taka mencatat hasil sempurna di kualifikasi. Delapan kemenangan diraih tim Matador.

Dengan gaya tiki-taka di bawah asuhan Vicente Del Bosque. Spanyol selalu menguasai pertandingan rata-rata 60% atas lawannya.

Tak heran produktivitas gol yang dicetak Iniesta dkk sangat mencengangkan. Yakni 34 gol dan hanya kemasukkan 7 gol dari 13. Laga. Rincian 26 gol dari 8 pertandingan di kualifikasi dan 8 gol di 5 partai Euro 2012 (catatan: 4 gol pinalti saat lawan Portugal tidak dicatat).

Hal ini membuktikan luar biasanya daya gedor tim Matador dalam membobol gawang lawan.

Walaupun dalam putaran final di Polandia-Ukraina ini Bosque tidak menurunkan penyerang murni sebagai starter. Para gelandang Spanyol. Seperti Silva, Fabregas, dan Alonso tetap bisa menggetarkan gawang lawan.

Sementara itu Italia yang terkenal dengan gaya sepak bola gerendelnya atau catenaccio. Benar-benar membuktikan dengan hanya kebobolan dua gol dari 10 partai yang dilakoni di kualifikasi.

Tercatat paling sedikit kebobolan dari seluruh peserta kualifikasi. Walaupun sejak dilatih Cesare Prandelli, tim Azzuri tidak murni mengusung gaya catenaccio. Gaya menyerang pun diperagakan.

Terbukti di semifinal Jerman dibuat kocar-kacir dengan dua gol hanya dalam 16 menit oleh Mario Balotelli. Termasuk beberapa peluang bagus yang tidak bisa dimaksimalkan dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun