Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Daripada Diperkosa, Lebih Baik Kulayani Dengan Sukarela

30 Oktober 2009   10:09 Diperbarui: 8 Juni 2017   02:18 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sudah bukan berita baru lagi kalau banyak TKW kita yang bekerja di negara-negara Arab, diperkosa oleh majikannya tanpa bisa apa-apa dan justru disalahkan, kalau melawan, malah dilaporkan polisi hukumannya. Atau difitnah bahwa TKW itu menggodanya. Saya pernah baca beritanya, banyak TKW kita yang harus masuk penjara dan melahirkan disana.
Kejamnya dunia. Karena aparat disana pasti lebih membela warganya daripada orang asing. Pemerintah kita tak bisa berbuat apa-apa untuk membela warganya, sehingga harus terlantar di negeri orang dalam kegersangan.

Mungkin yang sering terdengar adalah pemerkosaan terhadap TKW Indonesia oleh majikan prianya. Tetapi teman saya di tempat saya kerja sekarang di Majalengka, punya saudara pria yang kerja ke Arab pun tak luput diperkosa oleh majikannya yang wanita. Lho bukannya enak? Enak kalau kalau bisa dinikmati dan melayani majikannya sendiri. Tapi ini setelah melayani majikannya, lantas harus melayani teman-temannya lagi. Dan bisa lagi mengundang saudaranya. Sehari bisa berkali-kali. Mana tahan? Tahu sendiri, kata teman ini, wanita Arab itu buas-buas juga sexnya walau dibalik kerudungnya yang alim dan sopan. Tak heran, saudaranya itu pulang ke Indonesia dalam keadaan stress berat dan trauma.

Nah, saya juga pernah dengar langsung dari seorang ibu yang waktu mudanya pernah kerja ke Arab Saudi , dengan enteng mengatakan," Daripada diperkosa, mendingan dilayani dengan baik-baik, sekalian dinikmati, apalagi kita juga doyan kok. Tidak usah munafiklah! Sudah enak, bisa dapat hadiah dan tiap bulan dapat bonus pula. Daripada melawan, tetap saja diperkosa juga, dan kalau dia tidak puas bisa dianiaya lagi , tidak ada gunanya dan sia-sia! Siapa mau belain kita?" Pintar juga ibu ini. Tapi itulah pikirannya dan kenyataannya. Sah-sah saja ia berpendapat demikian, namanya juga manusia . Bahkan ia terang-terangan mengatakan lagi, kalau masih muda ia pasti akan pergi lagi kesana. Karena banyak gadis-gadis dilingkungannya yang memang sengaja pergi ke negara Arab jadi TKW dan sudah siap-siap untuk melayani majikannya, bila diperlukan dan dibutuhkan.
Gila atau edan ya? Tapi untuk ukuran jaman sekarang, hal itu normal-normal saja. Yang lebih gila lagi pun masih ada, contohnya seorang ibu dengan teganya memberdayakan anak-anak gadis untuk menghasilkan uang dengan kehangatan tubuhnya. Mungkin kita tidak percaya termasuk saya, kalau tidak langsung mendengar dari sumbernya.

Demikian banyak warga negara kita yang suka rela bekerja ke Arab sekalian menjual dirinya untuk mendapatkan penghasilan demi memperbaiki hidupnya di kampung. Tapi negara juga ikut menikmati rejeki mereka. Namun saat mereka ada masalah, negara hanya bisa diam saja. Membela kalau sudah masuk media, sekalian numpang ngetop katanya. Kembali kemasalah tentang ibu itu yang rela melayani majikannya, dia mau melakukan itu karena sudah capek hidup susah. Kalau ada kesempatan mengapa tidak dimanfaatkan sekalian. Tidak usah bicara tentang dosa dulu deh, yang penting sekarang bisa makan. Demikian pemikirannya. Demikianlah hidup kita sebagai manusia, kita kadang dengan sadar melakukan sebuah kesalahan demi kenikmatan sesaat dan untuk mengenyangkan perut ini. Dosa urusan belakangan.

Orang sekarang lebih suka berpikiran yang simpel dan yang nyata. Kalau perut kosong, lapar, nyata-nyata sudah terasa, tapi dosa, mana terasa ? Bisa-bisanya kamu! Yang sudah nyata ini kalau dipikirkan saja memusingkan, buat apa memikirkan lagi yang masih tidak nyata itu. Lagi pula kalau memang dosa, sudah tua nanti baru bertobat, lunas juga. Kalau diberi pemahaman yang benar, bisa-bisa jadi bahan tertawaan, dikatakan sok suci.

Ada istilah masa kini dalam mencari nafkah, yang haram saja susah apalagi yang halal. Suatu pemahaman yang sungguh menyesatkan anak-anak manusia sekarang hanya karena ia yang bernama uang. Itulah agama jaman sekarang yang paling dicari karena ia bisa memberikan keselamatan yang nyata pada saat ini_ saja! Segalanya boleh dikorbankan . . .
Bahkan mencarinya sampai keujung dunia pun tak ragu. . . Demi uang!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun