Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Omong Kosong Sakelar

16 Agustus 2022   22:20 Diperbarui: 16 Agustus 2022   22:22 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibarat sebuah kapal bila hanya ditambatkan di dermaga tak akan merasakan ganasnya ombak dan angin, maka tak akan teruji sebagai sebuah kapal yang tangguh mengarungi lautan.

Demikian juga dengan manusia bila tak mengalami ombak dan angin kehidupan tak akan teruji ketangguhannya. Oleh sebab itu, jangan gentar dan takut berlayar dalam lautan kehidupan yang penuh gelombang. 

Bila matahari hanya berada di ufuk Barat, maka sinarnya tak akan memberikan manfaat bagi dunia. Demikian dengan diri ini, terjunlah dalam luasnya dunia, sehingga dapat memberi manfaat bagi kehidupan. 

Ibarat di dalam sebuah ruang yang gelap akan menjadi terang bila menemukan sebuah sakelar. Demikian juga hidup diri saat dalam kegelapan, maka perlu menemukan sakelar berupa kesadaran, agar hidup menjadi terang. 

Ibarat sakelar yang dapat berfungsi sebagai tombol untuk menerangkan atau menggelapkan sebuah ruangan. Demikian pula diri ini dapat menerangkan  jalan kehidupan orang lain, dapat pula menyesatkan. 

Namun, bila kesadaran yang menjadi tuan, maka akan setia menerangi kehidupan dari kegelapan. 

Yang utama ada kesadaran, bahwa di dalam setiap diri ada sakelar penerang yang perlu dinyalakan. Bila tidak, sebuah sakelar hanya akan menjadi omong kosong dan pajangan. 


@refleksihati, 01 Agustus 2022


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun