Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Omong Kosong Edy Mulyadi

9 Februari 2022   09:06 Diperbarui: 9 Februari 2022   09:09 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah dari postwrap 

Kehidupan punya cara yang sempurna untuk mengingatkan dan menegur kesalahan manusia. Apakah manusia merasa atau menganggap sekadar omong kosong?

Kehidupan sehari-hari merupakan hamparan kitab suci apabila kita mau membuka mata dan hati untuk membacanya dengan tulus sebagai pembelajaran hidup. 

Melalui panggung kehidupan yang terjadi di depan mata, melalui berbagai media kita bisa menyaksikan banyak peristiwa sebagai kitab suci  kehidupan demi pertumbuhan kerohanian. 

Peristiwa baik yang dialami sendiri maupun orang lain atau dari peristiwa alam. Banyak sekali. Tiada akan habis, sepanjang waktu kita bisa membaca kitab suci kehidupan ini bila mata hati ini selalu terbuka. 

Seperti yang terjadi belum lama ini, Edy Mulyadi, seorang jurnalis dan mantan caleg partai yang asal bicara soal Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur sebagai tempat jin buang anak. Tak lebih sebagai omong kosong saya kira. Karena di baliknya ada maksud tertentu. 

Akibat ucapannya itu Edy dianggap menghina orang Kalimantan. Selain itu juga sangat merendahkan bahwa yang mau tinggal di sana  hanya paling kuntilanak dan genderuwo. Yang kemudian ditambahkan lagi "hanya monyet" oleh orang di sebelahnya. Yang sebelumnya tak diketahui siapa. Belakangan baru ketahuan namanya. 

Apa yang terjadi ini ibarat istilah kena batunya. Senjata makan tuan. Begitulah biasanya orang yang ingin cari gara-gara atau  pongah akan menerima akibatnya sendiri. Syukur kalau sadar bahwa ini sebagai teguran. Nah, kalau merasa tidak bersalah, justru muncul segala pembelaan? 

Bila kita mencermati apa yang  dilakukan Edy Cs adalah hendak membangun narasi untuk menyerang sebagai bentuk ketaksetujuan kepada pemerintah dalam hal pemindahan ibu kota baru ke Kalimantan Timur. 

Karena mereka beranggapan nanti pembangunan ibu kota baru ini akan dikuasai oleh Tiongkok yang kemudian mendatangkan orang-orang dari Tiongkok. Ujung-ujungnya kita pasti sudah tahu narasi apalagi yang hendak  dibangun oleh mereka. 

Komunis. Ya, nanti Indonesia akan  dikuasai Tiongkok. Tiongkok itu komunis. Bahaya. Inilah mainan yang selalu mereka pakai untuk menyerang pemerintah selama ini. Heran saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun