Apakah kebaikan akan berbalas kebaikan pada saat ini?
Tidak. Ini realitas. Bukan omong kosong belaka.Â
Pernahkah menolong seseorang, alih-alih berterima kasih, apalagi membalas dengan kebaikan. Namun, justru balik memfitnah. Lupa akan budi yang pernah terjadi.Â
Memang beginilah dunia ini segalanya bisa terjadi. Bila memaknai dengan perasaan, bukan dengan akal sehat pasti akan kecewa setengah mati.Â
Mengapa begini? Mengapa semesta tidak adil? Mana hukum 'menuai apa yang ditabur' yang dikatakan sebagai kebenaran?Â
Mengapa kebaikan ini berbalas fitnah dan sakit hati?
Tentu tidak sesederhana ini memahami kebenaran ini. Kita pun perlu menyadari dan membuka diri memahami apa yang terjadi.Â
Bukan kebaikan tidak berbalas kebaikan, tetapi keburukan yang kita terima bisa jadi adalah buah dari keburukan yang pernah kita lakukan.Â
Karena sebagai  manusia yang diingat hanya pernah melakukan  kebaikan. Padahal tanpa sadar banyak pula melakukan kesalahan atau kejahatan. Terlepas menyadari atau lupa tetap akan ada akibatnya.Â
Yang tetap harus diyakini adalah bawah setiap benih kebaikan yang akan ada hasilnya pada suatu hari.Â
Kebaikan apapun yang telah dilakukan lebih baik ikhlaskan saja, agar dapat tumbuh dan bersemi dengan baik pula. Kebaikan itu tidak selalu datang atau berbalas dari mereka yang telah menerima kebaikan.Â
Biarlah semua  ini menjadi urusan semesta yang mengatur dengan  tetap setia dalam kebaikan itu.Â
Ketika  sudah berniat baik dan justru menerima ketakbaikan seakan ada yang salah, hal ini adalah lebih untuk meneguhkan diri ini dalam kebaikan. Semacam ujian akan sebuah keyakinan.Â
Seperti orang bijak mengingatkan, tetap baik, walaupun diperlakukan tidak baik. Itulah kebaikan sesungguhnya.Â
Jadi, atau diri ini hidup sekadar baik selama ini?
@cerminperistiwa 09 November 2021