Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebaikan Kecil yang Bernilai Besar

21 Januari 2022   07:49 Diperbarui: 21 Januari 2022   07:52 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah dari postwrap 

Kebaikan kecil yang bahkan ketika melakukannya tanpa sadar, kelak bisa berbuah besar yang membuat kita tersadar.

Ibarat sebuah benih  kecil yang kemudian bertumbuh menjadi pohon besar dan berbuah lebat. 

Lalu dari buah-buahnya menjadi benih kembali bertumbuh jadi pohon dan berbuah lagi. Begitu seterusnya. Semua ini hanya berawal dari sebuah benih kecil. 

Sebuah Kemukjizatan berawal dari hal yang kecil.

Seorang pemilik perahu memberikan uang yang besar kepada seorang pria yang telah mengecat perahunya.

Awalnya pria itu tidak hendak menerima karena merasa  sebelumnya sudah menerima upah dengan apa yang telah ia dilakukan. 

Namun, pemilik perahu mengingatkan bahwa  ia memberikan uang lagi sebagai ungkapan rasa terima kasih karena pria itu  telah menambal lubang kecil pada perahu miliknya. Padahal ia lupa memberitahukan agar ketika mengecat, pria itu sekalian menambal lubang tersebut. 

Pria itu tersenyum dan mengatakan bahwa hal itu urusan kecil dan sudah sewajarnya  ia melakukan. 

Menurut pemilik perahu, justru karena urusan kecil itu sangat besar manfaatnya. Bila lubang itu tidak ditambal bisa saja telah mencelakakan anak-anaknya. 

Bagaimana ceritanya? 

Pemilik perahu menceritakan bahwa setelah perahunya dicat, ia terburu-buru pergi. Setelah pulang perahunya  takada. Ternyata dipakai anak-anaknya pergi memancing, sehingga ia sangat khawatir akan terjadi apa-apa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun