Awal tahun ini ada saudara yang berminat membeli motor baru. Saya antarlah ke dealer terdekat. Terbayang akan segera membawa motor baru pulang, barangkali dapat saya pinjam dahulu. Maklum motor saya sudah butut. Hampir 20 tahun usianya. Tak perlu gengsi.Â
Ada pemandangan takbiasa saat menginjak kaki di tempat tujuan. Jarang sekali motor yang dipajang. Ada yang lebih takbiasa juga sambutannya.Â
Apa itu?Â
Biasa kalau datang ke dealer akan disambut dengan antusias sekali. Dipersilakan duduk sambil menawarkan air mineral. Senyuman manis tak lepas.Â
Ini terasa dingin. Bicara pun dalam posisi berdiri. Sekadar menanyakan mencari motor apa? Kredit atau kontan?
Begitu mendengar hendak membeli kontan. Tambah tak bergairah. Pembelian harus pesan dahulu  3 sampai 4 bulan. Kalau tidak salah dengar sebelumnya bilang 3 sampai 4 minggu.Â
Karena motor yang dipajang hanya sedikit, begitu mau minta melihat brosur atau gambar, malah tidak ada. Biasanya brosur dibuang-buang di jalanan.Â
Beberapa dealer yang saya dan saudara datangi situasinya hampir sama. Entah masalahnya apa mereka seperti agak jual mahal dalam menjual. Apa karena penjualan sedang laris atau karena memang stok barang tak tersedia? Entahlah.Â
Padahal sebelumnya begitu mudah mendapatkan. Bahkan mereka menjual dengan begitu rajin membagikan brosur dan daftar harga di jalan. Bahkan ada yang langsung membawa motornya di mobil untuk menarik minat pembeli dengan iming-iming hadiah.Â
Coba bayangkan, hanya untuk membeli motor saja susahnya minta ampun. Ada yang dipajang, mau beli kontan pun tak dikasih dengan  alasan untuk pajangan.Â
Oleh sebab itu saya mengatakan seperti pada pembukaan tulisan ini. Mau membeli motor saja susah sekali, barangnya ada pun tak mau dijual. Padahal dengan kontan membelinya.Â