Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Omong Kosong Tanda-tanda

2 Januari 2022   17:00 Diperbarui: 2 Januari 2022   17:23 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanda-tanda alam semesta, gambar diolah dari postwrap 

Mengapa kita hanya terpaku membaca kata-kata yang terbaca, tetapi abai membaca tanda-tanda?

Seorang teman agak marah kepada saya karena tidak memberikan kabar dukacita atas berpulangnya Papa. Alasan saya tidak ingin membagikan berita duka. 

Hal ini yang justru membuatnya marah. Apa saya teman yang hanya mau dibagi yang sukacita saja? Demikian tanyanya. 

Akan tetapi saya tidak mau berdebat urusan ini. Apalagi masih dalam suasana duka begini. 

Sejujurnya saya juga ingin agak marah, hanya saja merasa tidak perlu. Urusan marah memang bagian hidup, tetapi tergantung bagaimana kita menggunakannya. 

Mengapa? 

Semenjak Papa sakit saya sudah memberi kabar. Setelah itu saya hanya fokus merawat beliau. Karena buat saya ini kesempatan untuk membalas budi dengan sedikit berbakti. Kapan lagi? 

Ketika takdir sudah menghendaki, fokus saya juga tetap ingin melayani dengan yang terbaik. Kapan lagi bila bukan pada saat ini? 

Saya memang tidak mengabarkan ke banyak orang berita  ini kecuali kepada beberapa saudara atau ada yang menanyakan kondisi Papa. 

Namun, atas kepergian Papa untuk selamanya dari dunia ini saya sudah memberikan tanda-tanda di media sosial. Berupa gambar daun berguguran, kata-kata "waktunya tiba", dan "anicca". Ketakkekalan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun